Separuh Jiwa

Tazkia Irsyad
Chapter #9

Tak Akan Pernah Utuh

Jurnal, sudah berhari-hari aku tak menulis di sini, selama itu pula aku tak mendengar kabar apapun dari Kak Shira seakan ia sedang menghindariku. 

Sekarang, dengan aku menulis ini, kurasa kau tahu apa artinya. Ya, akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan Kak Shira, sekaligus mendapatkan jawaban dari semua misteri yang bahkan tidak kusadari keberadaannya selama ini. 

Ah, tidak, bukannya tidak kusadari, tapi mungkin tidak mau kusadari. Selain peringatan yang diberikan Mia dan Gadis mengenai Kak Shira yang mereka curigai, ada banyak tanda lainnya yang baru masuk akal sekarang setelah aku tahu kebenaran dari semua ini. 

Sebetulnya Kak Shira tidak sepenuhnya salah di sini. Justru … aku baru paham kalau semua ini, sakit yang kurasakan dari hati yang hancur ini, berawal dari aku sendiri. 

Kau ingat bagaimana Kak Shira mulai menghindariku setelah percakapan ketika aku sakit itu? Mungkin kamu bingung kenapa kisah masa kecilku bisa membuat Kak Shira enggan bertemu lagi. Namun, ternyata memang semua itu ada hubungannya dengan Kak Shira sendiri, terutama tentang Ibu dan pengkhianatannya terhadap Ayah.

Siapa sangka bahwa lelaki yang menyimpan separuh jiwa Ibu, yang diperkenalkannya sebagai rekan kerja biasa, adalah ayah dari Kak Shira?

Siapa yang akan menduga bahwa hubungan gelap mereka tidak hanya pengkhianatan bagi keluargaku, tapi juga keluarganya Kak Shira?

Tentu saja hal itu mengejutkanku, aku tak pernah tahu. Sejak awal, aku memang tidak pernah mau tahu tentang lelaki yang seenaknya memaksa masuk ke lingkaran keluargaku untuk mengambil posisi Ayah yang tak tergantikan. Makanya, aku tak pernah tahu-menahu soal latar belakangnya, soal keluarga yang ia tinggalkan demi mengejar ujung benang takdirnya yang berada di wanita lain, di ibuku sendiri. 

Itu hal pertama yang diungkapkan Kak Shira ketika aku menuntut jawaban dari sikapnya yang berubah. Kebenaran itu saja membuatku terdiam seribu bahasa, berbagai macam perasaan dan pikiran saling tumpang-tindih di dalam diri. Aku tak pernah siap dengan hal kedua yang Kak Shira katakan selanjutnya. 

Lihat selengkapnya