Separuh Luka di Antara Kita

Yuni ekawaty
Chapter #2

Rahasia dibalik seprai putih 2 , pertemuan

Denting sendok beradu dengan piring porselen. Aroma daging panggang dan red wine menyelimuti ruang makan rumah Rania dan Reza yang terlalu bersih, terlalu rapi—seolah sedang menyembunyikan bau busuk dari retakan rumah tangga mereka.

Keysha duduk anggun di samping Reza, mengenakan gaun merah marun yang memeluk tubuhnya seperti kulit kedua. Dadanya sedikit terbuka, sengaja atau tidak, Rania tak mau tahu.

Tapi Adam tahu.

Ia duduk berseberangan langsung dengan Rania, seperti sengaja. Matanya tak pernah benar-benar berhenti menatap wanita itu. Tatapan halus yang sesekali menusuk. Seolah mengingatkan: Tadi malam kau bernafas di bawah tubuhku. Hari ini kau duduk di samping suamimu. Betapa indah dosa ini.

“Terima kasih atas makan malamnya, Kak Rania,” ucap Keysha manis, senyumnya tak kalah tajam dari pisau steak di tangannya. “Masakan rumahan seperti ini… sangat langka di zaman sekarang.”

Rania tersenyum. Manis, padat, dan palsu. “Ya, aku pikir tamu-tamu Reza layak mendapat sesuatu yang spesial.”

Adam mengangkat alis, bermain dengan pisau kecil di jari-jarinya. “Tamu atau... calon istri kedua?”

Suasana langsung menggantung di udara. Keysha terkekeh, memutar gelas anggurnya. “Wah, Mas Adam lucu. Mana ada istri kedua di zaman sekarang? Itu hanya ada di sinetron.”

Reza menyikut Adam pelan. “Kau masih sama, Dam. Selalu membuat makan malam terasa seperti ruang interogasi.”

Tapi Adam tak berhenti. Matanya melirik Rania—dan ia melihatnya: rahang perempuan itu mengeras. Tangannya mengepal di bawah meja.

Seperti ingin meledak. Tapi harus menahan.

“Aku hanya suka bicara jujur,” kata Adam santai. “Daripada memendam rahasia dan berpura-pura semuanya baik-baik saja.”

Keysha tersenyum penuh arti, matanya melirik Reza sekilas. “Kadang, pura-pura memang lebih menyenangkan.”

Dan seperti permainan yang tak pernah diajarkan, semua orang di meja itu memainkan peran masing-masing.

Rania: istri yang pura-pura bahagia.

Reza: suami yang pura-pura setia.

Keysha: selingkuhan yang pura-pura sopan.

Adam: pria ketiga yang pura-pura tak tahu segalanya—padahal dia tahu terlalu banyak.

---

Setelah makan malam, mereka pindah ke ruang tamu. Rania berdiri untuk mengambil teh. Adam mengikutinya ke dapur, diam-diam. Jarak mereka terlalu dekat di balik tembok, cukup tersembunyi.

“Jangan terlalu lama menatapnya,” bisik Rania pelan, tubuhnya masih mengaduk gula di cangkir.

Adam berdiri di belakangnya, napasnya menyentuh tengkuknya yang halus.

“Kenapa? Kau cemburu?” bisiknya, menyentuh lembut punggung tangan Rania.

Rania menoleh cepat. “Gila.”

“Tapi semalam kau tak bilang begitu.” Adam tersenyum tipis, menggoda.

Tiba-tiba pintu dapur terbuka. Keysha masuk, langkahnya pelan seperti kucing yang curiga.

“Oh, Kak. Saya bantuin, ya?” katanya sambil mengambil cangkir. “Wah, ternyata Mas Adam juga suka ikut-ikutan ke dapur ya. Cowok langka.”

Adam tertawa kecil. “Kadang rasa teh bisa berubah... tergantung siapa yang menyeduh.”

Rania langsung berjalan pergi. Hatinya berdegup kencang. Napasnya tercekat. Tapi ia tahu satu hal: ini belum puncak dari segalanya.

Lihat selengkapnya