Separuh Luka di Antara Kita

Yuni ekawaty
Chapter #4

Mata yang Menyimpan Luka, Tangan yang Menyentuh Dusta

Langit malam menggantung berat di atas balkon apartemen tempat Reza berdiri, satu tangan menggenggam gelas whiskey, satu lagi menopang tubuhnya di pagar besi. Angin meniup pelan jas yang masih menggantung di pundaknya.

Di dalam, Keysha duduk di sofa, mengenakan tanktop satin dan celana pendek. Wajahnya tanpa makeup, tapi tetap mencolok. Tangannya memainkan rambut. Matanya mengawasi Reza dengan cermat.

“Kenapa diam?” tanya Keysha akhirnya, suara seraknya menggoda tapi tajam.

Reza meneguk minumannya, lalu menjawab pelan. “Aku merasa seperti sedang dimata-matai... Tapi oleh siapa, aku belum tahu.”

Keysha tersenyum kecil. “Atau mungkin... kamu merasa bersalah?”

Reza menoleh. “Bersalah?”

“Pada istrimu,” balas Keysha ringan, lalu bangkit dari sofa dan berjalan mendekat.

Langkahnya pelan. Anggun. Mata penuh intensitas.

“Karena setiap kali kamu datang ke sini,” bisiknya sambil menyentuh dada Reza, “kamu pulang dengan lebih banyak luka dari yang kamu bawa.”

Reza menahan napas ketika Keysha mulai membuka kancing kemejanya. “Tapi aneh ya…” lanjutnya. “Kita terus melakukannya.”

Dia mendorong Reza perlahan ke dinding balkon. Mencium lehernya. Menggigit kecil.

“Kita tahu ini salah… tapi kita tetap kembali.”

Reza menarik napas tajam saat tubuh mereka bertemu.

“Kamu candu, Key…”

Keysha tersenyum.

“Dan kamu… lemah.”

Malam itu, tubuh mereka kembali saling mencari. Tapi kali ini, bukan hanya karena nafsu. Keysha menginginkan sesuatu yang lebih. Kuasa. Kepemilikan. Pengakuan. Dia ingin lebih dari sekadar menjadi tempat pelarian Reza.

Ia ingin menjadi rumah… meskipun itu dibangun dari reruntuhan rumah orang lain.

Lihat selengkapnya