Golden Scene dalam skenario tersebut adalah sebuah adegan puncak di mana Lulu berada di dalam kamar tanpa jendela, tanpa pintu, dengan menghadapi trauma berbentuk dua makhluk yang berwujud dirinya sendiri, yang satu penuh amarah, yang satu memiliki gestur pecundang.
Bagi seorang amatiran seperti Rud, ia mengakui, adegan ini sangat sulit dan ia tidak yakin apakah mampu mengambilnya, yang membuat lelaki itu akhirnya mengajak Mas Deni ke dalam proses produksi mereka.
Pada saat istirahat sore, usai mereka makan bersama di warteg sekitar Wisma Kusuma, mereka berdiskusi siapa yang dapat berperan menjadi kepribadian alter dari Widi. Mas Deni mengajukan Rayan yang kemayu. Sebab mereka tidak butuh mengambil gambar wajah mereka, punggung dan betis Rayan mungkin bisa mewakili tubuh Widi. Namun, setelah mereka bandingkan, postur mereka sama sekali berbeda.
Rud bertanya kepada Noe bagaimana seharusnya. Noe tidak langsung menjawab. Namun dalam hati kecilnya, perfeksionismenya tidak menginginkan adegan itu diambil asal-asalan, meskipun ia menyadari, kapasitas mereka yang masih amatiran.