Sepasang Es Krim

Hizbul Ridho
Chapter #18

The Chaser, The Runner, The Demon

Betapa aneh, pikir Lulu, setelah ia dengan sengaja ingin mengikuti acara masak-masak yang diadakan kawan-kawan kosannya, dengan menggagalkan beberapa janji dari teman-teman kampusnya, lelaki yang ingin ia temui malam itu juga tidak hadir, dan ketika ia berbagi cerita dengan mereka dan mereka tertawa lepas meskipun hatinya begitu sedih tidak dapat bertemu Noe, kebencian timbul kepada lelaki itu. Didorong oleh perasaan itu, Lulu pun meng-unfollow akun Instagram Noe.

Selama ia akhirnya, menerima pertemanan lelaki itu dari akun Instagramnya yang terkunci, karena menurutnya, sudah lama ia muak dengan para lelaki yang men-stalking akunnya untuk mencari informasi terkait dirinya sehingga itu menimbulkan kecemasan dengan banyaknya lelaki yang mendekatinya, Lulu terus memberikan kode bahwa ia tidak hanya ingin berbaikan dengan Noe tapi juga lebih dari itu, sesuatu yang ia bayangkan ketika kembali mengenang pertengkaran mereka yang membuat ia cengar-cengir dan tertawa terbahak-bahak, juga kesal setengah mati dan kembali cengir-cengir hanya dengan memikirkan drama kecil mereka yang wanita itu rasa lebih baik dari naskah yang ditulis Noe sendiri, juga pertemuan-pertemuan mereka yang bagi intuisi wanitanya yang belakangan menguat adalah lebih dari sekadar kebetulan, lelaki itu justru mengacuhkannya.

Dan malam itu, ketika wanita itu tidak menemukan lelaki itu di antara kawan-kawan kosan, dari harapan agar bisa bertatap muka dengannya, karena lelaki itu tidak ada, justru kebencian yang timbul dan ia tidak peduli lagi dengan lelaki itu dan pada pagi hari, di mana ia menghabiskan malamnya menikmati kesedihan dan kebencian dan kerinduan, lelaki itu justru memberikan pesan-pesan kepada wanita itu akan permintaan maaf dan ajakan untuk mengobrol dan ajakan untuk ngeteh, yang entah kenapa perasaannya menjadi hilang dan memudar begitu saja. Meskipun ketika ia tidak lagi memikirkannya, ia menangis memikirkan lelaki itu dan ada sesuatu pada lelaki itu yang membangkitkan sesuatu dalam dirinya, sosok menakutkan yang merayap di malam-malam sendirinya, yang membuat wanita itu jatuh kepada lembah kelam depresi di mana trauma-trauma yang sudah ia kubur dalam-dalam bangkit kembali.

Perundungan kesedihan dan kekosongan dan kepahitan dan perih yang dialami dadanya, terus berganti-ganti dengan perasaan mabuk kepayang akan kenangannya terhadap lelaki itu dan Lulu merasa ia bisa gila kalau ia berlarut-larut dalam kondisi seperti ini.

Lihat selengkapnya