Ada sesuatu di antara mereka, setiap penghuni Wisma Kusuma dapat merasakan itu, meskipun tipis. Tapi tidak ada yang benar-benar menyadarinya secara penuh. Mereka hanya tahu, kedua orang itu sedang bertengkar karena projek film pendek mereka yang gagal. Dan mereka berusaha untuk tidak mempedulikannya.
Namun, masing-masing orang mengalami, kecemasan yang tidak dapat mereka pahami dari mana juntrungannya. Rud, pada saat ia mengerjakan kerajinan tangannya untuk mengisi waktu luang, mengalami luka di tangannya karena palu yang mengenai tangannya saat coba menggetok paku. Pada saat melihat darah yang membulat di jempolnya, lalu menghisapnya, Rud terheran-heran bagaimana ia akhirnya bisa seceroboh ini.
Begitupun pada saat ia mengerjekan pekerjaan rumah lain sesepele apapun itu, kopi yang tumpah, piring yang terbelah dua, sapu yang patah, dan ia pun menghentikan semua kegiatannya, lantas memilih untuk tidak melakukan apa pun. Ketika ia rebah di ranjang, ia menjadi cemas dan kecemasan itu semakin menumpuk, yang membuatnya berpikir, ia harus melakukan sesuatu untuk menghilangkan kecemasan ini. Tapi bagaimana?
Arau, suaranya tiba-tiba hilang pada saat ia sedang melatih suaranya untuk persiapannya meng-MC akhir pekan ini. Rayan, pada saat ia sedang melatih beberapa baris dialog untuk casting besok, ia pun jadi merasa berlebihan, atau tidak mengeluarkan kemampuannya sama sekali. Dan mereka, pada saat menghentikan kegiatan itu, tidak memahami darimana datangnya kecemasan tersebut.