Tiga hari itu Rud dan Rayan dan Arau mengadakan lari pagi ke Universitas Indonesia. Mereka sebenarnya tidak benar-benar berlari untuk mendapatkan kebugaran tubuh agar setiap pekerjaan mereka dapat dilakukan dengan semangat. Rayan terlalu rewel di jalanan, ia terlalu banyak mengeluh dan Rud bosan mendengar keluhan kawannya itu. Sedangkan Arau terlihat bersemangat di awal namun mengendur di belakang dan sisanya memilih jalan kaki. Rud coba menyemangati kedua kawannya itu. Ia berkata, bahkan untuk berpura-pura mereka harus melakukannya sungguh-sungguh sebab begitulah yang ia pelajari selama menjadi sutradara amatiran.
Dan mereka pun, selama tiga hari, berusaha untuk melaksanakan itu, meskipun pada akhirnya mereka kembali kepada diri mereka biasanya. Memang olahraga bukanlah kebiasan mereka. Namun bukan itu yang mereka incar.
Di hari ketiga, mereka pun menemui Noe dan mengajak lelaki itu untuk lari pagi di hari keempat. Noe mengatakan, dahulu ia sangat suka jogging. Bahkan ketika ia tinggal di Batu, ia bisa melakukannya nyaris setiap hari dalam jarak lima belas kilo dan mereka baru paham darimana Noe mendapatkan kebugaran fisiknya. Dan pada akhirnya, karena sudah terlalu lama menghabiskan waktunya di kamar, ia menyetujui ajakan kawan-kawannya itu. Mungkin lari pagi bisa membuat pikirannya lebih refresh setelah hari-hari belakangan ia merasa rutinitasnya sudah begitu toksik dengan tidak melakukan apapun dan hanya memikirkan seorang wanita, yang tidak pernah ingin ia anggap sebagai musuhnya.