Roya masih duduk menghadap ke meja. Gadis manis yang mengabdikan dirinya di ndalem itu sedang menunggu balasan chat dari Farhan, sang kekasih yang saat ini tengah memenuhi relung hatinya. Dia sedang sendiri di dalam asrama, teman lain yang seasrama dengannya sedang momong. Sedangkan santri yang lainnya sedang pulang ke rumah masing-masing karena dalam masa liburan pesantren.
Semenit, dua menit, sampai lima belas menit, masih belum ada tanda pesan masuk di ponselnya. Moment liburan seperti ini membuat para santri diperbolehkan bermain ponsel. Roya kembali mendesah. Dia tahu sedang berhubungan dengan orang yang paling penting di pesantren ini, lurah pesantren.
Ting!
Sebuah nada pesan membuat Roya tersenyum, ponsel yang dari tadi diletakkan di atas meja langsung disambarnya dengan kilat. Sebuah chat dari orang yang sangat di rindukannya terpampang di deretan paling atas.
Mr. Rois: Tadi angkat telpon dari Abi, maaf bikin kamu nunggu. Kang udah bilang sama Ibu dan Ayah, mungkin setelah pengajian akbar nanti, Kang akan soan ke Abi sama Umi tentang rencana lamaran.