Sepedaku

Reda Rendha Deviasri
Chapter #2

Sekuat baja

Wanita itu menatapku aneh. Wanita dengan kain lap di pundak, kemoceng di tangan, salon pas hampir memenuhi keningnya. Kulit putih bersih, memakai baju baby doll kuning, tampak jelas dia adalah seorang kaya walaupun dengan properti asisten rumah tangga.

"Ayaaaaaang!"

Suara melengking, membangunkan seluruh penghuni kost.

"Iya bunee" seorang bapak-bapak gembul tanpa busana , hanya sarung melingkar di pinggangnya.

"Enek opo? Esuk-esuk wis bengak-bengok"

"Iki sepedahe sopo? Jangan-jangan enek maling sepedah e keri pak ne, ayo ndang di gledah beknowo enek sing ilang, ayoo!"

Bapak "ayang" itu malah senyum-senyum sembari mengelus-elusku dari ujung stang sampai ban belakang. Geli sendiri melihat perutnya yang besar terurai dan kumis tajam menusuk hati.

"Wah, ini langka yang" begitu bapak itu memanggil wanita kemoceng. Bisa jadi yang = sayang, yang= yang dipertuan agung, atau yang= yang ti. Wkkk.. ah, biarlah.

Klunthing, mendengar kata "langka" mesin atm yang ada di otak ayang kemoceng langsung menderu dera.

Lihat selengkapnya