Ferry mengambil tumpukan kertas di meja guru hasil ulangan fisika tadi. Pak Chris sudah keluar kelas sementara guru yang mengajar untuk mata pelajaran selanjutnya belum masuk.
Ferry tampak melihat ke tumpukan kertas yang dipegangnya, lalu beredar membagikan ke teman-temannya. Beberapa anak sudah mulai beranjak untuk pindah ke tempat duduk asal. Suasana sekilas tampak riuh.
Audy dan Mikha tengah memasukkan buku ke dalam tas ketika Ferry tiba di tempat duduk mereka.
“Punya lo, Mik.” Ferry menyerahkan kertas ulangan Mikha.
Audy berusaha melirik nilai yang tertera, tetapi Mikha dengan sigap menyembunyikannya. Tampaknya nilainya tidak terlalu bagus dan ia merasa malu jika Audy sampai melihatnya.
“Terus….” Ferry memilah beberapa kertas dan kemudian mencabut satu. Ia melihatnya sebentar sebelum memberikannya kepada Audy. “Punya lo.”
Audy menerima kertas tersebut. Mikha meliriknya dan Audy juga tidak berusaha menyembunyikannya. Wajar, karena nilai Audy memang bagus: 8,5.
“Kirain nilai gue ancur.” Audy teringat kalau sebelumnya Pak Chris mengatakan gambarnya mirip gambar buatan murid TK.
“Gambar lo memang berantakan. Tapi bener,” puji Ferry. “Gue aja cuma dapat tujuh.” Ferry menunjukkan hasil ulangannya.
“Ehem….” Mikha pura-pura berdeham sambil tersenyum-senyum.
Audy menoleh ke arah Mikha dan mendelik.
“Gue bingung sama soal terakhir yang tentang lensa cembung itu. Menurut gue, itu harusnya bayangannya lebih besar. Cuma, gambarnya gue utak-atik, kok, nggak ketemu-ketemu. Makanya jadi berantakan. Bingung gue,” keluh Audy.
Mikha kembali melirik pekerjaan Audy. Memang hanya jawaban tentang lensa cembung yang salah. Namun, rasanya semua gambar Audy berantakan, ah.
“Kenapa, sih, nggak langsung praktik aja.” Audy melipat kertas jawabannya, kemudian mencangklong tas ranselnya.
“Nggak usah pake gambar-gambar begini. Langsung aja pakai lensa. Biar nggak bingung.” Audy masih memprotes.
“Lo ngomong sana sama yang bikin kurikulum.” Mikha menimpali sambil memanggul tasnya juga. Ia juga akan pindah tempat duduk.
“Eh, gue boleh … pinjem kertas jawaban lo?” pinta Ferry.
Audy mengernyit. “Buat apa?”
“Buat belajar. Pengen cocokin jawaban gue sama jawaban elo.”
“Ehem….” Mikha kembali berdeham.
Audy menunduk sambil melirik Mikha sekilas. Entah kapan gosipnya dengan Ferry berakhir.