Liburan semester usai sudah. Pukul 12.15, Audy sudah tiba di sekolah. Waktu yang sangat ideal, Audy tersenyum. Semoga ini pertanda baik untuk satu semester ke depan, harapnya. Ia segera masuk kelas setelah para siswa kelas pagi keluar semua dan menuju tempat duduknya di kolom kedua dari pintu. Namun, sebuah meja tambahan di kolom pertama tak urung membuatnya menoleh. Rasanya sebelumnya meja itu tidak ada.
“Hai.” Ajeng menyambut Audy dengan semringah.
Audy tersenyum, lalu duduk di samping Zara.
“Dy, besok pagi lo ikut, ya?” ajak Zara.
“Ke mana?”
“Ke GM1. Ajeng mau traktiran. Jam sepuluh aja janjian di Melawai. Cuma sekali naik Metromini dari sekolah juga." Zara memberi tahu.
"Emang udah buka?" Malah Ajeng yang terdengar bingung.
"Janjiannya, Jeng." Tanty mempertegas. "Atau kalo lo mau camping malam ini sambil nunggu buka juga nggak ada yang melarang ... eh ... aduh!" terdengar suara seperti mengaduh. Sepertinya Ajeng mendorong pundak Tanty.
“Wah, ada apa, nih? Ulang tahun, ya?” Audy membalik badan dan langsung menyalami Ajeng. “Met ultah, ya?”
Ajeng pun terbengong menyambut uluran tangan Audy.
“Bukan!” Tanty menepuk tangan Audy. Kaget, Audy segera menarik tangannya.
“Ajeng akhirnya jadian juga sama Jonathan,” ujar Zara.
“Oh, wow! Selamat, ya…!” Audy kembali menyalami Ajeng yang wajahnya langsung memerah.
“Cuma….” Air muka Ajeng mendadak berubah.
“Kenapa?” tanya Audy.
“Anak kelas tiga, kan, sebentar lagi ujian. Kayaknya kita malah bakal jarang ketemu. Soalnya dia, kan, harus persiapan EBTANAS.” Suara Ajeng terdengar lesu.
“Sabar aja. Tunggu aja setelah ujian.” Zara menyemangati.
“Tapi … setelah ujian, kan, dia bakal ke SMA….”