Sepenggal Kisah dari SMP

Nadya Wijanarko
Chapter #30

Back For Good

“Kawula Muda Bandung … yang satu ini dari Take That … Back For Good!” Terdengar suara penyiar radio dari pengeras suara yang dipasang di toko.

Audy yang tengah berjalan di antara rak-rak baju pun berhenti. Ia memasang telinganya baik-baik. Rasanya ia belum pernah mendengar “Back For Good”. Benarkah itu lagu Take That?

Petikan gitar segera berdenting setelah penyiar radio selesai bersuara. Dan tak lama, giliran suara Gary Barlow yang mengalun merdu.

“I guess now is time for me to give up….”

Audy memasang telinganya semakin tajam. Ini memang suara Gary. Berarti, Take That sudah mengeluarkan album baru—setidaknya lagu baru. Ia langsung celingukan mencari toko kaset yang mungkin ada di Cihampelas. Ia harus mengeceknya sekarang juga.

“Guys, gue ke sana sebentar, ya.” Audy pamit sambil menunjuk asal keluar toko.

“Ke mana?” tanya Mikha.

“Mau….” Audy sudah melangkah, “cari kaset.”

Audy sendiri juga tidak tahu letak toko kaset di Cihampelas. Namun, ia memperkirakan harusnya pusat perbelanjaan seperti ini memiliki toko kaset.

Audy berjalan menyusuri trotoar sepanjang Jalan Cihampelas. Matanya menyapu satu per satu toko yang ada sambil berharap menemukan toko kaset. Dan harapannya terkabul ketika ia melihat sebuah kios kecil yang dari luar tampak berderet-deret rak berjejer di dalamnya, dengan berisikan kotak-kotak kecil. Ini pasti tokok kaset!

Audy segera masuk dan matanya langsung menjelajah satu per satu rak berisi kaset-kaset tersebut.

A … B … C….

Audy melihat satu per satu penunjuk huruf yang ada di rak. Hingga kemudian ia berhenti di huruf “T”.

Take That….

Audi kembali menyusuri satu per satu artis berawalan huruf “T” itu, hingga akhirnya ia berhasil menemukan Take That. Namun, wajahnya langsung kecewa karena yang ditemukannya adalah kaset yang sudah ia miliki sebelumnya.

“Cari apa, Dik?” Seorang karyawan toko menghampiri Audy.

Audy menoleh. “Saya cari kaset Take That, A.”

Karyawan itu mengambil sebuah kaset bersampul kuning dengan tulisan “Everything Changes”.

“Ini?” tanyanya.

Audy menggeleng. “Bukan, A. Yang terbaru lagi. Yang ada lagu judulnya … apa itu….?” Audy berusaha mengingat-ingat judul lagu yang disebutkan penyiar radio yang didengarnya di toko baju. “…apa, ya? ‘Back for good’?” Audy tampak tidak yakin.

“Oh, ‘Back For Good’?” Karyawan itu menyimpulkan.

“Iya. Kayaknya itu.” Audy sendiri tidak terlalu yakin. Ia baru kali itu mendengarnya.

“Iya, itu judulnya ‘Back For Good’,” ujar si karyawan.

“Ada nggak kasetnya?”

Karyawan toko itu menggeleng. “Albumnya belum keluar, Dik. Denger-denger, sih, baru sekitar pertengahan atau akhir Mei nanti.”

“Yaahh….” Audy kecewa. “Ya udah. Terima kasih, ya, A.”

Audy kemudian keluar toko. Ia berjalan dengan kepala menunduk dan tanpa sengaja menabrak seseorang.

“Aduh … maaf,” ujar Audy spontan.

“Kamu ini, kok, kayaknya seneng banget nabrak saya, sih?” Terdengar suara Pak Chris, yang lalu tertawa.

Lihat selengkapnya