Para siswa berseragam putih biru perlahan memenuhi halaman dan jalan depan sekolah. Kelas pagi sudah selesai dan para siswa mulai beranjak pulang ke rumah masing-masing. Meski belum tentu juga mereka pulang ke rumah, sih.
“Gue duluan, ya.” Nicky melambaikan tangannya ke beberapa siswa yang masih berkumpul di lobi.
“Yoi, Nick!” Beberapa anak balas melambai.
Baru beberapa langkah keluar, Nicky melihat Audy berdiri tidak jauh dari sekolah. Wajahnya tampak galau, dan bibirnya sedikit lecet. Nicky pun mengernyit. Kenapa dia?
“Dy,” sapa Nicky.
“Eh?” Audy malah kaget.
“Lo kenapa?” tanya Nicky.
Audy tidak menjawab. Ia menunduk menatap amplop surat yang dari tadi digenggamnya. Ia lalu melipat amplop surat tersebut dan memasukkan ke saku bajunya.
“Apaan tuh?” Nicky melihat surat tersebut.
“Surat … panggilan,” jawab Audy.
“Surat panggilan?” Nicky memelotot. “Orang tua lo dipanggil?” Nicky tidak percaya.
Audy mengangguk.
“Kenapa?” tanya Nicky.
“Panjang ceritanya.” Audy malas-malasan menjawab.
“Berarti orang tua lo di sekolah?”
Audy menggeleng. “Orang gue nggak kasih suratnya,” jawab Audy.
“Loh, kok?” Nicky semakin tidak mengerti.
“Ah … udahlah!” Audy melengos.
“Eh, Audy! Cerita dong ada apa?” Nicky mengikuti Audy.
Audy berhenti dan menghela napas. Ia membalik badan dan kembali menatap pintu sekolah. Kerumunan berseragam putih biru sudah mulai berkurang. Sebentar lagi jam pelajaran untuk kelas siang segera dimulai. Namun, Audy malah membalik badan lagi dan melangkah menjauh.
“Dy … tunggu!” Nicky menarik tangan Audy. “Ada apa, sih?”
“Auk ah!” Audy mengibaskan poni, lalu menutup wajahnya.
Nicky pun merangkul Audy. Belum pernah ia melihat Audy seperti ini. Pasti Audy tengah dalam masalah besar.
“Lo kenapa, sih?” Nicky masih bingung.
Audy masih bergeming tidak menjawab.
“Ke tempat rahasia aja, yuk?” ajak Nicky akhirnya. Pikir Nicky, mungkin Audy bisa terbuka di tempat yang lebih sepi.
Audy pun mengangguk. Mereka lalu berjalan menuju tempat rahasia di mana mereka biasa bertemu. Hanya saja, keduanya tidak sadar ada yang memperhatikan. Dan diam-diam orang itu mengikuti mereka.
…
“Nih.” Nicky memberikan sekaleng minuman bersoda rasa lemon.