Pagi itu ketika tawa harus berubah menjadi tangis, Ketika ceria harus berubah menjadi sedih. Tak bisa terelakan, kejadian yg sangat menyayat hati duka buat semua keluargaku. Mungkin ini pertanda kasih sayang dari Allah. Allah tegur aku dengan ujian.
Pagi itu aku terbangun dari tidur ketika adzan subuh berkumandang Aku bergegas mandi dan melaksanakan sholat subuh bersama istri. Setelah selesai sholat seperti hari-hari biasa aku membersihkan kandang2 burung peliharaanku dan mengganti pakannya.
Setelah selesai aku langsung sarapan tdk seperti hari-hari biasa perasaanku waktu itu agak sedikit malas untuk berangkat kerja, dan istriku juga melarangku untuk berangkat kerja.
Sepertinya istriku juga punya firasat tidak baik waktu itu. Namun aku tetap memaksakan diri, karna aku punya tanggung jawab yg belum aku selesaikan di tempat kerja.
Pukul 6-30. Aku berangkat kerja dengan berjalan kaki karna jarak kantor dengan rumah kontrakanku terbilang dekat hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai dikantor...
Sampai dikantor seperti biasa ngopi bareng teman-teman, sebelum briping dan berbagi tugas kerja. Tepat pukul 07-00.
Briping pun di mulai, setelah briping aku stanby dikantor, karna masih ada pekerjaan kontruksi yg belum selesai. Namun supervisorku menugaskanku, untuk membantu Rudi rekan kerjaku mengerjakan proyek di gardu listrik kawasan ejip cikarang...
Aku tak bisa menolak dan akhirnya aku ikut Rudi. Sesampainya disana (gardu listrik ejip), aku dan Rudi bergegas menyiapkan alat2 kerja seperti biasa aku selalu mengingatkan rekan kerjaku untuk selalu membaca doa sebelum memulai aktivitas, dan memperhatikan keamanan kerja, karna tempat kerja ku cukup berisiko, berhubungan dengan aliran listrik tegangan tinggi...
Aku mulai kerja, membersihkan sawang-sawang yg berada tepat di atas trapo yg bertegangan tinggi sekitar 20 kv. Tangan ku bekerja mulut pun tak hentinya bersholawat karna sudah jd kebiasaan ku ketika kerja aku pasti mengiringinya dengan lantunan Solawat.
Karna kebiasaan itu yang membuat aku semangat bekerja. Sekitar pukul 9-45, tanpa terduga ada benda yg jatuh dari atas, entah itu apa dan benda itu jatuh tepat mengenai trapo yg ada dibawahku.
"Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar"... Takbir ku lantunkan berulang kali. Ya Allah ternyata benda jatuh itu menyebabkan trapo konslet, dan aliran listriknya menyambar tepat mengenai kaki yang jaraknya sekitar 1,5 meter dari trapo itu....
Tubuhku terpental dan jatuh terperosok masuk kedalam kerangkeng trapo itu, posisisiku terduduk lemah, kedua kakiku menempel ke trapo beraliran listrik 2000 wat... Aroma bau bakar daging menyengat, tubuhku mengigil. Aku hanya bisa pasrah dengan tak hentinya bertakbir dan bersolawat memohon perlindungan kepada Allah...
Rudi lari dan menghampiriku, Rudi teriak dan panik sambil mengulurkan tangan, untuk berusaha mengangkatku yang terjebak didalam kerangkeng trapo itu.
"Allahu Akbar cahya pegang tangan saya. Saya bantu angkat kamu’’ ucapnya, berteriak berusaha menolongku.
Aku hanya berkata jangan Rud, cukup saya yang jd korban jangan sampai kamu ikut-ikutan, saya sudah pasrah ini kehendak Allah.
Pandangan mata mulai tidak suram, tubuh terasa hangat. Kematian pun jelas membayangi.