SEPEREMPAT ABAD

Fiska Esi
Chapter #3

Awal

Pagi itu, kantor benar - benar dalam kondisi mengejutkan. Ruang kerja yang berantakan membuat orang - orang yang sudah berada disana khawatir. Mas Gusti, dan juga kepala perusahaan tidak terlihat begitu aku tiba disana. 

"Mas Gusti mana? Ada apa kok berantakan gini?" Tanyaku kepada staff yang sedang bergerombol dan bergumam dengan kejadian tersebut.

"Mbak gak tau? Mba susah dihubungi, tadi mas Mas Gusti kesayanganku udah telepon mbak Faya loh, tapi katanya enggak diangkat, yampun aku aja yang pengen ditelepon malah gak pernah dapat telepon dari mas cakep itu mbak," ucap Sissy salah satu stafku yang naksir berat sama Mas Gusti dengan nada centilnya.

"Hari libur siapa yang pegang ponsel pagi pagi buta, jadi ini ada apa?" Tanyaku dengan sedikit cemas dan muka bantal yan sangat kebingungan.

"Ya mana Sissy tau mbak, kalau tau juga udah Sissy jawab," jelas Sissy yang kesal karena Mas Gusti menghubungiku.

Sissy memang salah satu stafku yang bisa diandalkan untuk urusan pekerjaan, namun untuk kesehariannya memang perlu kesabaran untuk menghadapinya. Karena masih muda, obsesi nya untuk mendapatkan mas Gusti yang gagah, tinggi dan sangat menarik membuat dia kadang lupa diri untuk menjaga ucapannya.

"Lah terus kamu kok tau udah disini duluan? Kamu tau dari mana kalo disuruh kesini?" Jawabku yang masih belum sadar betul bahwa kantor saat ini sedang ada masalah.

Kebiasaan ku yang sulit dibangunkan terkadang membuatku linglung jika terbangun secara mendadak seperti sekarang. 

Sissy pun menjawab pertanyaan ku yang masih belum paham kondisi di lapangan dengan nada tinggi yang tak enak didengar. Entah apa yang terjadi dengan wanita muda itu, ucapannya pagi ini sangat terlihat sebagai orang yang sedang dibakar api cemburu. Tapi dengan pikiranku yang masih seperti orang linglung, aku tak menggubris hal itu.

            "Dih Mbak, lihat grup kantor makanya, Mbak gimana sih, kepala divisi kok ga tau info terbaru. Apa aku gantiin aja nih posisinya? Biar aku bisa deket sama…," ucap Sissy dengan nada tinggi seolah - olah lepas kontrol.     Belum selesai Sissy bicara ucapannya yang sedikit menyebalkan itu terpotong oleh gertakan Mas Gusti. 

"Sissy, kamu kenapa, saya perhatikan kamu sedikit kurang sopan, sama Faya atasan kamu. Sekali lagi saya dengar kamu seperti itu, kamu saya usulkan ke HRD untuk  turunkan posisi kamu," ucap Mas Gusti dengan emosi yang sedang tidak terkontrol.

Sissy yang mendengarnya langsung diam dibuatnya. Mas Gusti berjalan bersama dengan Pak Nur selaku Founder perusaahaan dengan wajah yang sangat bingung. Tampak sesekali mereka mengecek layar ponsel mereka. Sampai detik ini aku memperhatikan mereka, aku masih belum paham, masalah apa yang terjadi di kantor pagi ini.

"Kamu kemana aja Fay, saya telpon kamu puluhan kali ga diangkat. Enak banhet tidur kamu, kita kebingungan gini kamu masih pules," jelas Mas Gusti dengan nada tinggi seperti melampiaskan amarahnya kepadaku.

Lihat selengkapnya