SEPEREMPAT ABAD

Fiska Esi
Chapter #8

Rumit

Kerumunan di lapangan sudah mulai menyepi satu persatu. Lapak pedagang pun sudah menutup dagangannya. Lapangan yang cukup ramai tadi pagi sudah mulai lengang. Kecanggungan diantara kami pun tercipta entah siapa yang memulai.

“hmmm, anu Fay, kalau kamu merasa butuh teman cerita aku siap dengar ceritamu kok. Sebetulnya aku mengajakmu CFD pagi ini bukan karena apa - apa. Hanya saja aku ingin membicarakan soal projek presentasi besok.”  ucap Mas Gusti penuh hati - hati.

Aku tak menjawab hal tersebut, hanya alis yang mengernyit tanda penasaran. Entahlah, aku merasa bodoh. Aku berpikir apa, apa mauku sampai tak bisa mengontrol apapun.

“Data presentasi nya sudah aku dapatkan, harusnya kamu tak perlu khawatir lagi setelah mendengar ini.”

Aku hanya diam. Mengabaikan perkataan mas Gusti meski aku mendengarnya dengan jelas. Seperti yang kubilang, entah apa yang merasuki pikiran ku, aku merasa IQ ku sedang rendah sekali.

“Hah, apa?? ulangi?” tanyaku telat setelah jeda beberapa detik setelah mas Gusti berbicara.

“Hahahaha, begini toh ketua divisi desain yang tegas, terkesan galak. Agak bego juga kalau lagi banyak pikiran. Ada - ada saja. Ayo sudah kita kembali.” 

Mas Gusti tertawa terbahak - bahak melihat ku yang sangat kacau barusan. Dia berkata sambil berbalik arah dengan mengangkat tangannya pertanda aku harus mengikutinya kembali ke lapangan. Entahlah, Aku hanya senyum. kalau dipikir dia memang menarik. Ah sudah - sudah, jangan berfikir seperti itu. Dia terlalu matang, dan dewasa buatku. Bisa jadi dia akan meninggalkanku lagi nantinya seperti kejadian berapa tahun yang lalu. Pertahananku harus kuat. Sampai kapan ? sampai aku harus kehilangan lagi kah ? Aku lelah sekali, rasanya pikiranku terkuras hanya untuk hal yang tidak perlu. 

“Kamu ngerjain semalaman kah Mas ? Gak perlu repot - repot, aku tahu kamu suka padaku, tapi jangan begitu.” tanyaku.

“Huahahahahaha, kamu hari ini kenapa? disuruh kawin kok gini Fay, aku jadi makin sayang, pede sekali kamu. Aku ini memang suka padamu, tapi kita masih sebatas teman. Hei aku ga sebucin itu.” ucap Mas Gusti dengan ketawanya terbahak, bahak. Sepertinya dia puas memelukku, dan bangga mengetahuiku dari sisi yang lain.

Wajahku memerah. benar - benar malu. Aduh bagaimana kalau dia ilfeel setelah ini? bagaimana kalau dia membenciku setelah ini? apa dia risih dengan cewek sepertiku ?? tunggu tunggu kenapa aku jadi berpikir seperti itu? jangan sekarang. bukan waktunya. 

Aku kembali larut dengan ribetnya pikiranku sendiri. Baru sekali saja karir terancam sudah seperti ini otakku, bagaimana jika aku patah hati lagi. Jangan bermain - main Faya. 

“Dorrr! ditanyain kok bengong sih, marah kamu Fay? Maaf kalau aku menyinggungmu.” ucap mas Gusti merasa bersalah.

Suasana hening seketika aku tidak menjawabnya, aku memalingkan wajah ku dari mas Gusti hingga dia terdiam karena merasa bersalah.

“HUahaahahha, yes! satu sama ledekku pelan.” Akupun juga tertawa. Untuk pertama kalinya aku tertawa lepas dengan cowok setelah sekian lamanya.

***

Aku tiba dirumah Mas Gusti untuk memastikan file yang katanya sudah ia dapat. Benar bukan dia yang mengerjakan. Tapi sungguh aneh, sebuah email tak dikenal mengirim semua berkas yang hilang. Bahkan di email tersebut ada sebuah pesan. 

Ini berkasmu yang kau cari bukan ? sepertinya kau butuh, semoga berunung!

Lihat selengkapnya