Pagi ini kami sudah sibuk. Ibu, Bapak, dan aku sudah bersiap. Kami menyewa salon untuk merias wajahku dan juga Ibu. Aku juga melibatkan Jessica pada acara hari ini. Mulai dari kembalinya aku kekota ini, aku memutuskan Jessica menjadi bagian keluarga ini. Ya, kami berempat menggunakan pakaian kebaya batik dengan motif yang sama. Makanan dan juga jamuan untuk keluarga Ilham sudah dipesan. Tak hanya itu dekorasi juga sudah kami siapkan dengan kesan mewah. Awalnya aku tak mau semewah itu. Namun Jessica lah yang memaksaku untuk menyetujuinya. Mas Gusti pun memilih tidak ikut karena khawatir moodnya memburuk.
TUNG! TUNG!
Sebuah notifikasi pesan whatsapp masuk ke ponselku.
“Sudah siap?” ucap Ilham
“Sudah dong.” jawabku cepat.
“Kalau begitu kamu harus siap melihatku hari ini. jangan bengong ya melihat ketampananku nanti, wkwkwkwk.” balas Ilham diikuti stiker ngakak.
“ahahah, pede sekali, yaudah ati - ati dijalan ya. Jangan grogi, Bapakku galak.” balasku singkat.
Ilham hanya membaca ceritaku. Aku memperkirakan Ilham akan tiba kurang lebih dua jam lagi. Jantungku berdebar kencang. Aku sudah sepakat dengan Bapak dan Ibu agar pernikahan tidak terlalu lama jaraknya dari hari ini. Semoga semua berjalan dengan baik.
***
Adzan subuh sudah berkumandang. Sementara aku sudah menonaktifkan nada dering whatsapp di ponselku. Karena khawatir mengganggu, aku meninggalkan ponselku dimeja kamar. Kami sudah siap di ruang tamu dengan Makeup natural dan Kebaya batik berwarna pink dan abu - abu muda.
Beberapa saat setelahnya dua buah mobil datang memenuhi parkiran halaman depan rumahku tepatnya rumah Mas Gusti yang dipinjamkannya untuk Ibu. Ilham terlihat gagah sekali hingga membuatku tak bisa berkata - kata.
Bapak dan Ibu pun terkejut melihat keluarga Ilham yang begitu mewah membawa berbagai macam seserahan. Mereka sangat terlihat baik, berwibawa dan benar - benar mengejutkan.
Acara pun dimulai. Mulai dari Doa, pengajian dan Acara inti hingga menentukan tanggal pernikahan. Kami sepakat bahwa pernikahan akan dilaksanakan kurang lebih 1 bulan dari acara ini. Sebab kami khawatir jika terlalu lama, kami terjerumus ke hal yang tidak diinginkan.
Tanpa terasa waktu sudah sore. Keluarga Ilham satu persatu berpamitan. Tak hanya itu Ilham pun mengajakku berbicara sebentar.