Aku melanjutkan ketikan di layar laptopku menuliskan semua yang terjadi untuk mengabadikan perjalanan hidupku salah satunya ketika aku mengalami Quarter life Crisis.
Mas Gusti dan aku mencoba mengembangkan usaha bersama. Kami sepakat untuk menunda momongan, sampai kami siap. Benar katanya, menikah menambah rezeki. Perusahaan Mas Gusti berhasil mendapatkan 100 client beserta penggunaan jasa animasi ditahun pertama kami menikah. Begitu indah rencana Allah. Kami juga memutuskan bangunan yang ditempati oleh ibu yang sempat jadi rumah kami, digunakan sepenuhnya untuk kantor. Sejak itu, Ibu pindah tinggal bersama dirumah kami tepatnya di rumah Mas Gusti yang pernah sekali ku kunjungi sebelum menikah.
Tahun pertama pernikahan kami, Farah dan Ikhsan dikaruniai momongan. Begitu juga dengan Jessica, dia menikah di hari kelahiran putra pertama Ikhsan dan Fara. Atas ijin Allah kami menyusul kebahagian itu. Kami dikaruniai seorang anak laki - laki yang kami beri nama Ilham. Ya Ilham, seperti artinya dia Ilham untuk kami, Ilham Gusti Pratama, dengan harapan menjadi putra yang gagah dan bisa mengayomi orang - orang disekitarnya. Ya, bahagia sesederhana itu jika kita tidak membandingkan.
Begitulah perjalananku ketika seperempat Abad, kelak tulisan ini, bisa dibaca oleh anak - anak kami. Bahwa mereka tidak sendiri dan mereka bisa bangkit jika mereka mengalami hal serupa.