"Tingkahmu selalu membuatku candu. Entah mengapa..., pertemuan sederhana kala itu. Menimbulkan rasa yang luar biasa pada masa mendatang."
------------------------------
Jari lentik nan indah itu menari di atas kertas berwarnakan merah muda. Membentuk tulisan tegak bersambung yang mengisi di setiap sudut kertas tersebut. Gadis itu terhanyut dalam alunan musik. Musik yang sering kali membuatnya seolah melintasi waktu, kembali ke masa lalu---tentang apa yang membuat candu.
.
.
.
Suara peluit terdengar nyaring menghiasi lapangan yang penuh dengan puluhan siswa. Seorang gadis duduk di bawah pohon beringin, pohon yang merupakan tempat perbatasan antara sekolah Mega Citra Madani dan Mega Suci Madani.
"Anak-anak, mari berkumpul! Kita akan bagi tim sesuai kelas!" teriak Bu Rita, salah satu guru killer yang paling ditakuti seluruh siswa dan siswi MCM.
Selang beberapa menit, seluruh siswa dan siswi sudah berkumpul di tengah lapangan, duduk rapi membentuk lingkaran.
"Semua siswa sudah berkumpul?" tanya Pak Nean, suaranya yang tegas dan nyaring terdengar sayup-sayup di telinga Zaretta.
Tidak ada yang menjawab, semua hanya terdiam seraya melemparkan tatapan sebagai kode bisu komunikasi.
"Ternyata kalian semua minta di hukum." simpul Bu Rita, berjalan menuju Pak Nean yang sudah menahan emosi setengah mati. "Saya ingatkan kembali kepada kalian semua, anak-anak Mega Citra Madani, untuk saling menjaga dan tidak melanggar aturan sekolah."
Bu Rita berpaling menatap pohon besar yang tak jauh dari mereka berkumpul, tatapan datar nan mematikan itu membuat seluruh siswa merinding seketika.
"Jangan pernah lewati perbatasan MCM dan MSM. Selama perjanjian perdamaian belum diurus, jangan ada yang berani melangkah atau menginjakkan kaki di tanah musuh, karena taruhannya adalah nya--"
"Bu Rita! Zaretta melewati batasan MCM dan MSM!" teriak salah satu murid yang berhasil membuat ucapan Bu Rita tergantung.
"Benar-benar cari mati." gumam seseorang di seberang sana.
Gadis itu membungkuk mengambil pulpennya yang terjatuh. Namun di depan pulpen itu, sepatu hitam yang bersih menyentuh ujung dari tutup pulpennya.
"Zaretta! Kamu melewati perbatasan!!!" teriak seseorang yang membuat gadis itu spontan menoleh.
"Sayangnya sudah terlambat, hukuman tetap hukuman.... Sama seperti 3 tahun lalu."
Duarrrr!
Suara tembakan terdengar nyaring menghempas seluruh siswa MCM. Semua terdiam bungkam, sorot tatapan mereka tergantung pada Zaretta yang sudah terdiam beku di tempat.