Cerita Tiga Orang Sahabat
Pada hari itu Hamzah bertemu dengan sahabatnya yang bernama Yuda. Yuda merupakan anak yang ceria. Dia terlahir dari keluarga sederhana, sama seperti Hamzah. Namun kesederhanan tidak menyurutkan semangatnya dalam menjalani kehidupan, Yuda terus semangat menapaki jejak langkahnya dengan penuh kebanggan yang melekat dalam seyum dan tawanya.
Antara Hamzah dan Yuda telah terlahir sebuah ikatan persahabatan yang begitu kuat. Sewaktu kecil dahulu, kemanapun Yuda pergi disitu selalu ada Hamzah. Begitu pula sebaliknya, di manapun Hamzah berada selalu ada Yuda didekatnya.
Hamzah juga memiliki seorang teman yang bernama Gilang.Dia anak orang kaya, berbeda dengan kami berdua, begitu kata Hamzah. Kehadirannya mejadi pelengkap kebahagian kami, dan dia tumbuh menjadi dirinya sendiri.
Ketika cahaya bulan menemani ketiga anak muda yang sedang bercerita, Yuda berkata kepada Hamzah “Hamzah, tolong hidupkan api disana” ucap Yuda sambil menunjuk suatu pojok didepan rumahnya.
“Kayunya mana?” tanya Hamzah.
Yuda lalu berkata, “Masalah itu saja kenapa harus kamu tanyakan padaku Zah? Cobalah kamu cari dibelakang rumah” tambahnya kembali.
Karena Hamzah tidak mau pergi sendirian, akhirnya ketika anak muda itu pergi bersama menuju tempat diletakkan kayu bakar tersebut.
“Hidupkanlah apinya, Aku mau mencari ubi dahulu” kata Yuda saat itu.
“Ok siap” jawab Hamzah.
Lalu dia pergi mencari ubi yang berada di dalam ladang yang tidak jauh dari samping rumah. Hanya bermodalkan senter kecil yang melekat di atas kening, terlihat dari kajuhan dia menarik ubi-ubi itu dengan ke dua tanganya. Tidak lama kemudian Yuda datang kembali sambil menjinjing beberapa ubi di kedua tangannya. Beberapa meter sebelum sampai di antara kedua sahabatnya lalu dia berkata “Kenapa apinya belum juga hidup Zah?”
Hamzah pandangi sahabatnya itu dan berkata “Susah sekali menghidupkanya Yud” jawab Hamzah sambil terus berusaha menghidupkan api dengan tumpukan kayu yang berada di dekatnya.
Sambil mengambil ubi-ubi yang di bawa oleh yuda, lalu gilang berkata “Menghidupkan api saja kamu tidak bisa” ucap Gilang.Hamzah terseyum mendengar kata sahabatnya itu sambil turut berebut mengambil ubi dari tangan, seolah takut kebagian jatah dia berkata “ini jatahku”Gilang lalu melepaskan genggaman dari ubi yang berada di tangannya sambil berkata “Kalau jatah makanan kamu tidak ketinggalan ya”, “Ohh jelas” kata yuda sambil membersihkan tanah yang masih melekat pada ubi-ubi yang berada di tangannya.
Bagaikan seorang koki yang ulung, dia bersihkan ubi-ubi itu dengan setangkai dahan kayu yang berada di dekatnya.Sedangkan gilang berusaha membersihkan ubi-ubi itu dengan cara memukulkannya perlahan. Sambil memperhatikan kedua sahabatnya yang sibuk memberiskan tanah yang melekat pada ubi-ubi itu lalu yuda berkata “Gilang, hidupkanlah apinya”
Seraya terseyum gilang berkata “Aku tidak bisa yuda” ucapnya sambil terus membersihkan ubi-ubi itu. “Hmmm kamu cuma bisa mencemooh Gilang”sela Hamzah dalam percakapan itu, dan terdengar gilang hanya tertawa mendengarkan ucapan Hamzah yang tertuju padanya.
“Aduh bagaimana ini, menghidupkan api saja kalian tidak bisa. Bagaimana menghidupkan keluarga nantinya?” Canda Yuda yang terseyum melihat ulah kedua sahabatnya itu.
Hvn
Lalu Yuda berperan menggantikan mereka berdua. Dia susun kayu-kayu dia atas tanah kering dengan kedua tangannya, dan dia ambil beberapa ranting-ranting kecil dan memasukkannya ke dalam susunan kayu-kayu itu.Tidak lupa pula beberapa lembaran daun-daun kering dia tebarkan di atas susunan kayu itu.
Terlihat yuda mengambil batang korek api yang berada di dalam saku celananya. Dia petik batang korek api dan membakarkannya kepada beberapa helai daun kelapa kering yang sebelumnya sudah dia siapkan. Tidak butuh waktu lama api itu akhirnya berhasil dihidupkan.
“Waaaahh kamu luar biasa Yud, cocok sekali kerja didapur” canda Gilang sambil menepuk pundak sahabatnya.Terlihat saat itu yuda berusaha mengelak dari tangan sahabatnya seraya berkata “Hei Gilang tangan kamu kotor itu”
Sambil menjauhkan tanganya dari pundak yuda kemudian Gilang melihat tanganya dan berkata “Tenang, tangan aku bersih kok yuda”
“Kotor seperti itu kamu bilang bersih?” Sanggah Hamzah “Tapi kalau ucapan kamu yang tadi ada benarnya Gilang. Yuda memang cocok sekali kerja di dapur, cita-citamu jadi bapak rumah tangga saja yud” Tambahnya kembali.
Yuda tertawa dan menjawab ucapan sahabatnya itu “Hahaha kalian ada-ada saja. Tapi kalian harus ingat, meskipun kita terlahir sebagai seorang laki-laki, setidaknya kita harus bisa sedikit saja mengerjakan perkerjaan dapur. Karena hal itu akan menambah keharmonisan didalam keluarga nantinya” Ucap anak muda itu, dan terlihat saat itu kedua temannya mengangkat tangan mereka sambil berkata “Siap ndan”