Dia, Sephora Amarissa Emery.
Cewek dengan paras cantik, rambut ikal panjang kecoklatan, tubuhnya yang ideal, dan fisiknya yang benar-benar mendekati sempurna. Merasa punya senjata di sekolah hanya karena orang tuanya adalah seorang Ketua Yayasan, bukan hanya itu. Orang tuanya juga menjadi donatur tetap di sekolahnya, dan itu yang menjadi andalannya. Apapun bisa dia lakukan sesuka hatinya.
Dengan seragamnya yang ketat, rok biru dongker yang digunakan juga jauh di atas lutut. Sangat tidak pernah mengikuti aturan yang ada, dan Sephora memang tidak menyukai dengan adanya aturan. Penampilan seperti ini yang sangat tidak pantas untuk ditiru.
Seperti sekarang yang sedang terjadi, seorang cewek kelas X menunduk dan menangis tersedu-sedu karena bentakannya di kantin yang mampu mencuri perhatian orang sekitar sampai menghentikan semua aktifitasnya dan menuju ke satu arah.
"Heh!" Sengaknya, "gue gak butuh tangisan lo! Yang gue butuhin, lo bisa gak balikin seragam gue seperti semula setelah lo tumpahin air soda kaya gini?" Tanya Sephora dengan nada keras. Dia menunjukkan bekas noda yang tertempel di seragam putihnya itu ke cewek yang sedang berdiri di depannya. Tapi lihatlah, cewek itu sama sekali tak berani mengangkat kepalanya sedikit pun.
Bukannya menjawab pertanyaan Sephora, cewek itu malah semakin menangis dan ketakutan. Kedua tangannya mengepal jadi satu, tubuhnya terlihat gemetaran. Membuat Sephora semakin kesal dan ingin membuat ulah. Senyum seringai tercetak dari bibir Sephora, dia mengambil gelasnya di atas meja yang masih berisi air soda juga.
"Sepertinya lo bisu ya? Siapa tau sedikit guyuran air soda ini bisa bikin lo untuk bersuara." Sephora tanpa ragu langsung menuangkan air soda itu di atas kepala cewek itu. Lalu mengembalikannya kembali ke tempat semula.
"Gimana? Masih tetep mau bisu? Atau perlu di tambah satu gelas lagi?" Sephora berkacak pinggang, dua cewek di belakangnya hanya diam menahan tawa melihat aksi Sephora barusan. Sedangkan cewek di depannya kini semakin gemetaran karena kedinginan setelah di guyur air soda oleh Sephora. Pasalnya es batu yang ada di gelas itu juga ikut menumpahi kepalanya. Kebayang kan gimana rasanya ketika dijatuhi es batu? Air matanya masih terus berjatuhan, dia juga menahan sakit di kepalanya.
Sephora menggebrak meja, "heh! Lo beneran bisu atau gimana sih?" Kali ini dia meraih dagu cewek itu untuk menatap kedua matanya yang ketakutan. "Gue itu lagi ngomong sama lo, bukan sama tembok. Lo gak bisa jawab pertanyaan gue? Atau lo gak tau mau ngomong apa sama gue? Apa perlu gue bikin lo sekalian membisu selamanya?" Sephora sudah muak melihat cewek itu masih saja membisu.
"Ma-ma-maaf kak," ujar cewek itu pelan, mungkin hanya bisa di dengar oleh Sephora saja suaranya. Ketakutannya kian bertambah, apalagi ditatap Sephora seperti itu. Seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.