Hari ini hari Jumat, berarti hari terakhir masuk sekolah sebelum weekend datang. Dari jam 6 pagi Sephora sudah mengganggu Leon dengan cara terus menelponnya. Sephora ingin Leon menjemputnya. Padahal Sephora sudah tau jelas kalau teleponnya terus diabaikan.
Bagaimana Sephora bisa punya contact Leon? Sudah gak perlu ditanya, Sephora akan dengan mudah mendapatkan apa yang dia mau dengan cepat.
Seperti sekarang ini, Sephora masih berusaha keras menelpon Leon. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.15, seharusnya Sephora sudah pergi ke sekolah. Bukan malah terus mengusik orang.
"Ah, shitt. Masih aja gue diabaikan." Gerutunya. "Liat aja kalau chat gue gak di bales." Sephora mencoba mengiriminya pesan. Kedua ibu jarinya mulai sibuk mengetikkan sesuatu.
Leon
Leon, jemput gue sekarang!!
Gue gak bakal ke sekolah kalo lo gak jemput gue!!
Seenak jidat Sephora menyuruh Leon untuk menjemputnya. Menganggap Leon sama seperti yang lainnya, yang mau gitu aja mengikuti permintaan Sephora. Taruhan, jangankan menjemput Sephora, membalas pesannya saja pasti gak akan Leon lakukan.
Sephora mengangkat kepalanya saat mendengar ada seseorang yang membuka pintu kamarnya.
"Loh masih di kamar? Kok belum berangkat?" Tanya Carla.
"Masih di rumah? Kirain udah sibuk sama bisnis-bisnisnya." Tanya Sephora balik, sebenarnya dia sedikit menyindir kehadiran Carla di hadapannya.
Carla hanya menanggapinya dengan senyuman, "mama ada urusan di sekolah kamu pagi ini. Ayok sekalian bareng mama." Ajak Carla.
"Urusan seperti yang oma lakukan ke aku kemarin di depan Bu Diah?" Tanya Sephora menyelidik.
"Bukan, ini urusan beasiswa." Jawab Carla, "ambil tasmu, kita berangkat." Perintah Carla. Lalu dia berbalik badan dan keluar dari kamar Sephora.
Sephora menghela napas, seketika dia kembali ingat tentang Leon. Sephora mengecek ponselnya lagi, sial benar-benar tidak ada satu pun notif yang masuk dari Leon.
"Leon, lo bener-bener cari masalah lagi sama gue."
*****
Sephora segera menghambur pergi setelah turun dari mobil Carla. Bukan, bukan karena dia sudah terlambat. Melainkan dia ingin ke kelas Leon, ah tapi percuma. Ini sudah masuk jam pelajaran, kalau Sephora ingin Leon percaya kalau dia bisa bersikap manis, Sephora harus menunjukkannya dengan tidak mengganggunya di jam pelajaran seperti ini.
Sephora mengurungkan niatnya untuk ke kelas Leon. Dia memutar badan dan segera pergi ke kelasnya. Kadang dia memang harus sedikit mengalah untuk menang. Niatnya kan hanya untuk bersenang-senang. Tak apalah, Sephora juga penasaran apa yang membuat Leon suka mengabaikannya.
Sephora menghentikan langkahnya ketika sampai di depan kelas. Dia mencoba tersenyum manis dan mengetuk pintu pelan.
Tokk.. Tokk..
"Permisi, maaf terlambat."
Semua yang ada di dalam kelas seketika langsung menatap ke satu arah. Mereka terkejut dengan apa yang baru saja Sephora lakukan. Viona dan Tarra juga tak kalah terkejutnya, apa yang sedang ada dipikiran Sephora saat ini? Atau kejutan apa lagi yang sedang dia siapkan sekarang?
Sephora melangkah masuk dan berjalan ke bangkunya. Semua masih heran dan tak menyangka sama sekali. Bahkan guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar sekali pun sampai diam seribu bahasa melihat tingkah Sephora.
Sephora duduk dan masih dengan tersenyum manis, jujur sesungguhnya dia sudah tak tahan melakukan hal seperti ini. Tapi mau bagaimana? Semua ini demi rencana yang sedang dia persiapkan.
"Seph, lo sarapan apa tadi pagi?" Bisik Tarra, "kelakuan lo kenapa bisa gini?" Tarra masih penasaran apa yang terjadi dengan Sephora saat ini.
"Berisik." Jawabnya pelan.
"Seph, lo lagi drama kan?" Bisik Viona dari belakang bangkunya. Bukan hanya Tarra saja yang penasaran, Viona pun demikian.
Sephora tak menjawab, dia justru menatap guru bahasa Indonesia yang menatapnya dengan heran.
"Ada apa pak kok ngelihatin saya seperti itu?" Tanya Sephora sok manis.
"Kamu lagi gak ngerjain saya kan?"
"Astaga bapak, emang tampang saya kelihatan mau ngerjain bapak? Emang salah kalau saya bersikap manis seperti saat ini?" Tanya Sephora, dia masih berusaha bersikap tenang.
Memang tak akan mudah bagi orang lain untuk mempercayai Sephora seperti sekarang. Cewek itu punya sejuta cara untuk melakukan apapun yang dia mau.
"Ya sudah kita lanjutkan pelajarannya."
Leon
Istirahat ketemu di kantin ya.
*****
"Kok bisa ya dalam waktu sekejap berubah gitu?"
"Aneh memang."
"Pasti ada sesuatu yang akan dia lakukan."
"Sssttt."
Sephora tau mereka sedang membicarakannya, bahkan saat dia bersama kedua temannya masuk kantin sekali pun dia bisa mendengar namanya masih di sebut. Dan mereka langsung diam seketika saat tau kehadiran Sephora di kantin.
Sephora melihat meja tempat biasa dia makan sedang di tempati orang lain. Menyadari Sephora mendekat ke meja itu, buru-buru dua orang yang sedang duduk langsung berdiri dan bersiap untuk pindah.
"Mau kemana? Makan aja disini gapapa." Kata Sephora dengan masih sok manis.
Viona dan Tarra hanya saling pandang, sejak kapan Sephora mengijinkan mejanya ditempati orang lain?
"Lo mau gabung sama mereka?" Bisik Viona, tak percaya kalau sampai Sephora mengiyakan pertanyaannya.
"Gapapa, kita udah selesai makan kok." Ucapnya sambil sedikit ketakutan. Takut kalau tiba-tiba berubah menjadi Sephora yang berulah seenak jidatnya.
Sephora mengangguk, lalu membiarkan dua orang itu pergi dari mejanya. Viona dan Tarra segera duduk, sedangkan Sephora malah sibuk mengedarkan pandangannya di sekitar.
"Lo cari siapa sih?" Tanya Viona.
"Makan duluan aja. Gue ada urusan." Ucap Sephora lalu dia langsung pergi begitu saja.
"Seph, lo mau kemana?" Teriak Tarra.
"Halah biarin, palingan juga cari Leon."