Sudah kembali Senin lagi.
Weekend kali ini terasa sangat cepat sekali. Tidak apalah, Sephora saja menikmatinya dengan bahagia. Hari ini Leon menjemputnya ke rumah, memberinya tumpangan untuk pergi ke sekolah.
Jangan tanya bagaimana Leon bisa mau menjemputnya, segala macam cara selalu dia lakukan untuk mewujudkan keinginannya.
Saat ini Sephora sudah ada di mobil Leon. Dia sedang sibuk melepas roll-roll rambut yang masih menempel di kepalanya. Seragamnya masih tetap sama, tak sesuai aturan. Kedua kakinya pun belum memakai sepatu juga.
"Lo mau sekolah apa pesta?" Leon melirik ke arah Sephora, cewek itu sedang merapikan rambutnya. Lalu mengambil lip tint untuk memberi sedikit warna pada bibir mungilnya itu.
"Emang ada pesta sepagi ini?" Tanya Sephora.
Leon tak menjawab, sudahlah berbicara dengan Sephora hanya membuat darah semakin naik saja.
"Ngomong-ngomong tentang pesta, entar malem kita ke club yuk." Ajak Sephora.
"Gue gak suka dugem."
"Kan ada live music juga, abis live musicnya kelar terus kita cabut deh. Ya, ya, ya." Pintanya dengan manja.
"Gue sibuk."
"Kesibukan lo itu cuma jalan sama gue doang."
Pletak.. Leon tak ragu untuk menjitak pelan kepala Sephora. Gemas, semakin hari semakin menyebalkan. Bisa tidak kalau Sephora itu ditukar dengan yang lain?
Leon memarkirkan mobilnya setelah masuk di parkiran sekolah. Dia segera keluar, lama-lama berada di dalam mobil bersama Sephora bisa membuat dirinya ikut tak waras juga.
Siapa pun yang melihat Leon dan Sephora saat ini sudah jelas akan heran. Makin hari Sephora makin terang-terangan nempel ke Leon. Kadang sikap manjanya ke Leon dia tunjukan di depan banyak orang. Tak malu dan tak peduli, karena Sephora akan selalu suka menjadi pusat perhatian.
Leon segera masuk ke kelasnya, dan Sephora berhenti saat ini juga di depan kelas Leon. Dia melambaikan tangan dengan senyum manisnya.
"Sampai ketemu di jam istirahat nanti, teman." Pamitnya. Sephora berbalik badan dan melanjutkan langkah kakinya untuk pergi ke lantai dua.
*****
"Ini nih yang kita tunggu, sang idola sekolah akhirnya datang juga." Viona menyambut kedatangan Sephora, dia bisa melihat raut wajah Sephora yang terpancar sangat bahagia.
"Ada berita apa nih? Kok kelihatannya bahagia banget?" Sindir Viona.
"Yup, sampai chat kita aja diabaikan. Udah kebawa nyaman sama Leon nih kayaknya sampai kita aja dilupakan." Tarra tak mau kalah dengan ikutan menyindir Sephora.
Sephora malah tertawa lebar, dia melepas tasnya dan duduk di bangkunya. Menatap kedua temannya yang menunggu dirinya bercerita.
"Jadi kalian mau denger cerita gue yang mana?" Tanya Sephora.
"Emang berapa banyak cerita yang lo buat selama weekend kemarin?"
"Banyak, salah satunya bikin gue kesel." Sephora kembali mengingat insiden yang di kolam renang bersama Justin. Setelah itu dia melupakan dan kembali mengingat bagaimana cara Leon menghapus insiden itu dari dirinya.
"Emang Leon bikin ulah apa sama lo?" Tanya Tarra.
"Bukan Leon."
"Lalu?"
"Justin."
"Who is he?"
"Anak kelas XII. Atlet renang juga, dan gue rasa dia lawannya Leon."
"Apa yang membuat lo punya kesimpulan kayak gitu?" tanya Viona.
"Karena gue bisa melihat aura kebencian dari mata Justin untuk Leon."
"Then? Yang bikin lo kesel sama dia apa?"
"Dia berani cium gue di depan Leon."
"Lip?" Viona menempelkan jari telunjuknya dibibir. Dan Sephora memberikan jawaban lewat anggukan.
"Oh my oh my oh my." Ucap Tarra berlebihan. Masalahnya dia memang terkejut dengan cerita Sephora.
"Terus lo bakal balas dia?" Tanya Viona kembali.
"Sure. Dia harus dapat balasannya. Kemarin gue udah nampar dia sebagai permulaan. Sisanya kita tunggu aja tanggal mainnya." Ujar Sephora dengan tersenyum sinis.
"Oke, oke." Sela Viona, "forget about Justin. Lo sama Leon ngapain aja selama weekend?" Viona sudah mati penasaran, dia hanya ingin mendengar cerita Sephora tentang Leon. Cowok yang sudah berhasil bikin Sephora terus menerus menempelnya.
"Lo kayaknya penasaran banget sama apa yang gue lakuin bareng Leon." Sephora menyenggol bahu Viona untuk menggodanya.
"Soalnya ini moment yang langka dalam hidup lo. Makanya kita penasaran." Sahut Tarra yang tak kalah penasarannya.
"Leon ternyata tinggal di apartemen." Beritahu Sephora. "Selama weekend, gue ada di apartemennya dan baru pulang kemarin siang."
"Daebak, ngapain aja sih?"
"Santai, makan, tidur, nonton, ganggu dia. Hal yang wajar kan seperti itu?" Tanya Sephora.
Tarra dan Viona mengangguk, lalu mereka saling pandang sebelum akhirnya... "lo sama dia gak....?"