Pub dan segala ingar bingarnya.
Aku menoleh ke samping seorang perempuan sedang berdebat dengan kekasihnya, tampak mereka saling melempar argumen, tak ada yang mau mengalah. Cocktail manis itu pun dibiarkan membisu diatas meja bundar yang memisahkan mereka.
Sebuah tepukan dipundak, Aku menoleh. Seorang lelaki seumuran denganku, berpakaian serba putih. Sebuah kaus katun putih polos dengan jeans yang juga putih polos, dan jangan lupakan sepatunya. Astaga, kau akan menangis hanya melihat bahwa tak ada yang bisa mencuci bersih sepatu putihmu seperti yang ia lakukan, itu pun kalau memang dia yang mencuci.
"Malam" Sapanya, selalu begitu. Aku tersenyum dan membalas sapaannya serupa, "Apakah kau mau menyelamatkannya?"
Aku diam hanya memandang sepasang kekasih berdebat itu lagi, "Yang mana?" Tanyaku bodoh.
"Yang perempuan tentu saja" lelaki disebelahku berkata santai, "Apakah kau mau menyelamatkannya?"
Aku terdiam. Kali ini terlalu kabur ingin menjawab apa. Kepalaku tidak menggeleng pun mengangguk, hanya mematung mencoba menelaah apa yang terjadi sebenarnya sekarang.