SEPTEMBER

Mona Cim
Chapter #32

Chapter 32 - Undangan Pesta

Alea berjalan di antara Amila dan Anita. Alea sedang membagikan undangan ulangtahunnya yang jatuh pada tanggal 5 Desember. Sweet seventeen Alea kali ini akan mengadakan pesta meriah di Hotel Golden. Alea senang sekali, apalagi konsep ulangtahunnya dia yang menentukan sendiri.

"Jangan lupa dateng, ya. Ingat, jam 7 malam. Oke?"

"Oke."

"Datang ya, guys."

Alea menghampiri Dangers Gang yang nongkrong di pinggir koridor sekolah. Alea menyerahkan satu undagan pada Altan.

"Nih, ketua geng 'kan lo? Itu undangan pesta ulangtahun gue buat kalian semua. Jangan lupa dateng," ucap Alea.

Altan menerima undangan itu.

"Konsepnya apa?" tanya Altan.

"Upin Ipin! Ahahahah!" Juan yang menyahut, disambut tawa teman-temannya.

"Apaan sih, nggak lucu. Gue pakai konsep Butter. Jadi kalian kalau mau pakai baju warna kuning," sahut Alea.

"Dih, kuning lagi. Gue benci banget sama warna kuning," sahut Nikky.

"Ya nggak usah datang," sahut Amila.

"Nyenyenye," sahut Nikky.

"Gue suka kuning. Pas banget Bokap gue beliin baju baru warna kuning," celetuk Delan.

"Lagian lo kayak nggak ada konsep lain aja selain mentega. Apa kek gitu. Terong mungkin. Ahahha!" Altan tertawa keras usai mengejek Alea.

"Terserah ya. Suka ya datang, nggak suka ya jangan datang. Males sih ngomong sama orang yang nggak ngerti trend. Yuk, guys!" celoteh Alea sebelum pergi dari sana diiringi oleh Anita dan Amila.

"Saya nggak punya baju kuning. Ada yang punya lebih, nggak?" tanya Prabu.

"Gue punya banyak, Bu. Lo datang ke rumah gue aja," sahut Delan.

"Lah badan Prabu kan lebih gede dari lo, Lan," ujar Baim.

"Ya kali pakeknya jadi kentat. Ahahay! Kayak jablay nggak tuh," tawa Juan.

"Gue 'kan suka baju oversize, jadi pasti muat di badan Prabu."

"Bener tuh."

"Eh, Prab. Lo jemput gue, ya. Pakai mobil lo yang gede. Sekalian jemput yang lain juga, biar barengan. Malu nggak ada gendengan cuy!" ujar Juan.

"Bisa sih, ntar saya jemput kalian."

Alea dan kedua temannya sampai di kantin. Mereka melanjutkan bagi-bagi undangan pesta ulangtahun Alea. Alea menghampiri Adipta yang duduk bersama adiknya di meja paling pojok kiri. Menyerahkan satu undangan pada Adipta si ketua osis.

"Kak Adi, datang ya nanti. Sama Rita juga," ucap Alea.

Adipta meraih undangan itu.

"Thanks," ujarnya singkat.

"Makasih, Kak Alea," ucap Rita.

"Oke, gue tinggal dulu."

"Yoi."

Alea beralih menghampiri Renaldy yang sedang berkumpul makan bersama teman-temannya. Renaldy yang berebut makanan dengan Bima, langsung menghentikan kegiatannya dan berdiri menghadap Alea.

"Alea, kamu ke sini?"

"Iya nih. Aku mau ngasih undangan pesta sweet seventeen aku. Datang ya kalian. Itu undangan satu untuk semua."

"Wihh ... makan gratis. Al, boleh bawa pacar dong gue?" tanya Alex.

"Boleh dong. Ajak keluarga pun boleh. Aku mau nyamperin Anita sama Mila dulu, ya. Bye."

"Bye Alea Andini Putri," ucap Alex, Bima, dan Risky secara bersamaan. Ia meledek Renaldy yang masih menatap Alea yang menjauh.

"Udah kali pandanginnya. Udah jauh tuh anak," sindir Alex.

"Ganggu lu, Lex. Kayak lu nggak melek aja liat pacar sendiri,"celetuk Bima.

"Nggak. Gue malah merem terus kalau sama pacar gue. Mau tau nggak kenapa?" goda Alex memainkan alisnya.

"Gila nih Alex. Gue yakin pacarnya nggak beres kalau sama dia. Ahaha!" celetuk Renaldy.

Pulang sekolah Alea, Anita, dan Amila memutuskan untuk ke salon bersama. Berhubung besok malam pesta ulangtahun, mereka ingin tampil cantik. Mereka tak sadar jikalau Pidi mengikuti mereka hingga sampai salon.

Lihat selengkapnya