Pesona fadjar menyambut riang, bersama embun ada cerita. Seragam putih abu-abu sudah rapi, siap berangkat bersama ayah ke sekolah. Apalagi yang mencolok adalah warna sepatu hitam yang mengkilap bersih tak berdebu. Cuaca pagi yang mendukung membuat semangatku semakin menderu-deru. Namaku Dania, seorang gadis remaja yang memiliki sejuta mimpi. Kata ayahku, untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu perlu bekal yang banyak, contohnya bekal Ilmu melalui Pendidikan di sekolah.
Menarik nafas panjang, bersalaman dengan ayah yang membalas dengan senyuman. Semua itu adalah alegori yang patut aku syukuri. "Assalammua'laikum ayah, Dania berangkat ke sekolah dulu ya." ujarku. "Wa'alaikum salam, iya nak hati-hati dijalan." jawab sang ayah.
Didepan mading sekolah, ada banyak orang yang sedang melihat daftar nama untuk penempatan kelas baru yang akan mereka tempati selama dua tahun kedepan. Ada Seorang remaja laki-laki yang tinggi semapai menghalangi mading itu. Siapa sangka dia adalah Bara, nama panjangnya Bara Ismail Pratama. Memang namanya cukup panjang sekali, namun mudah diingat.
"Maaf-maaf, boleh minggir sedikit?" ujarku, sambil menyelusup.
Bara hanya menoleh so keren kepada Dania, lalu sedikit menepi.
Ketika membaca informasinya, ternyata aku dikelas Ipa-4. Kebetulan bersama Adi walaupun dia adalah bukan teman dekat, tapi setidaknya ada yang ku kenal. Jumlah total siswa di kelas Ipa-4 ada 28 orang. 18 orang siswi (perempuan) dan 10 orang siswa (laki-laki). sangat sedikit memang, tapi tak apa semoga kedepannya aku bisa beradaptasi dan memiliki teman baru disana.
Kursi, meja, papan tulis bahkan vas bunga yang masih baru,membuat udara dikelas masih terasa segar. Aku mimilih duduk di kursi yang paling depan, ekspetasi sih sendiri tapi ternyata tidak demikian.
Ada seorang perempuan remaja yang manis, memiliki tahi lalat di dagu, terlihat seperti selebgram yang akan terkenal dikelas. Di rasa membuat pertama kali terkesan melihatnya, betapa cantiknya orang itu. Semoga saja hatinya juga cantik Seperti parasnya. Dia bernama Cyntia, nama panjangnya Cyntia Bestari. Nama yang indah bukan? Sepertinya dia akan berjalan kearahku, menghampiri tempat duduk ku. lalu akupun bertanya.
"Apakah kau akan duduk disini?" tanyaku.