Seribu Langkah Menggapai Surga

Alin rizkiana
Chapter #19

Sembilan Belas

7 tahun yang lalu.

Siang itu Hanif akan mengadakan pertemuan dengan salah satu targetnya. Rencana nya ia akan menggunakan pertemuan itu untuk mengetahui denah lokasi perusahaan target lebih lanjut. Ia berniat menguras sebagian uang milik targetnya itu dengan membongkar brangkas yang ada di sana.

Hanif sengaja merubah penampilannya agar tak di kenali. Memakai kacamata bening, jas berwarna biru dan rambut yang di tata klimis, penampilannya benar-benar seperti orang kantoran. Di pertemuan itu nantinya Hanif berpura-pura menjadi perwakilan salah satu perusahaan.

Hanif sudah mencari tahu tentang targetnya itu. Perusahaan milik targetnya ini sedang mencari beberapa perusahaan yang membutuhkan modal. Tidak banyak yang tahu kalau modal tersebut sebenarnya adalah jebakan. Modal usaha tersebut nantinya akan di pinjamkan, lalu si peminjam itu harus mengembalikan dana tersebut dengan bunga yang cukup besar. Tentu saja dengan dana tersebut nantinya mereka akan mendapat keuntungan tambahan.

"Selamat siang Pak Adam. Bapak perwakilan dari PT Minyak Line?"

"Iya betul Pak."

"Mari silahkan masuk."

Hanif pun masuk ke ruangan tersebut lalu bergabung dengan yang lain. Bisa ia lihat ruangan rapat tersebut sudah ramai di isi oleh beberapa orang dari perusahaan lain.

Setelah menunggu semuanya datang, pertemuan pun di mulai. Masing-masing perwakilan perusahaan melakukan persentasi tentang perusahaan mereka. Saat mereka sibuk melakukan persentasi, Hanif mulai menjalankan aksinya.

Hanif keluar dari ruangan tersebut dan pura-pura ke toilet. Ia pun memperhatikan keadaan sekitar terlebih dahulu. Setelah di rasa aman, ia pun mulai menjelajahi kantor itu. Dengan bermodal kamera kecil, ia pun menaruh kamera itu di beberapa tempat secara diam-diam.

Selesai melakukan aksinya, ia pun kembali lagi ke ruangan rapat. Seolah tak terjadi apapun, ia pun mengikuti pertemuan itu dengan tenang.

Malamnya Hanif kembali lagi ke kantor tersebut untuk melanjutkan aksinya.

Rintangan pertama yang Hanif hadapi adalah melewati petugas keamanan. Dengan beberapa trik kecil, ia pun berhasil mengalihkan perhatian mereka dan buru-buru masuk ke dalam.

Lihat selengkapnya