Seribu Langkah Menggapai Surga

Alin rizkiana
Chapter #22

Dua Puluh Dua

"Kau tahu kenapa pria mu bisa bertemu dengan mu? Itu bukan lah kebetulan. Asal kau tahu, pria mu itu sebenarnya orang yang cukup berbahaya."

"Siapa yang kau maksud pria ku?"

"Tentu saja Hanif, kurir baru di toko Bibi mu."

Maryam terdiam, sungguh ia tak tahu apapun saat ini. Kenapa dirinya terikat seperti sekarang, lalu suara pria yang pernah ke toko bibi nya tiba-tiba muncul dan menceritakan hal aneh padanya. Maryam benar-benar berpikir keras saat ini.

"Tidak perlu banyak berpikir, kau hanya perlu duduk dan menunggu pangeran mu datang. Ah, tapi itu pun kalau dia datang. Kalau dia tak datang maka diri mu lah yang akan datang padanya. Aku akan mengirim mu senang hati melalui dunia lain. Menyenangkan bukan?" Alvin pun tertawa lepas.

"Apa mau mu?!" Suara Maryam mulai meninggi, ia mulai emosi pada pria itu.

"Mau ku? Tentu saja untuk menghentikan kelakuan bodoh anak itu."

"Aku benar-benar tak mengerti maksud mu!"

"Kau ini benar-benar tak tahu apa-apa. Pria mu itu adalah buronan polisi asal kau tahu. Dia Adam ah bukan, maksud ku Hanif, dia itu penipu ulung yang sudah banyak memakan korban. Bahkan dia sudah menguras para pengusaha dengan mengambil uang mereka ratusan juta. Apa kau tak tahu atau tak pernah menonton televisi? Ah, aku lupa kalau kau tak bisa melihat. Jadi sekarang kau sudah mengerti maksud ku?"

Tubuh Maryam menegang mendengar hal itu. Ia teringat kejadian di mana saat itu ada polisi yang bertanya padanya tentang seorang buronan. Ternyata hal itu memang bukan lah suatu kebetulan, Maryam menduga kalau Hanif sepertinya bersembunyi saat polisi berbicara dengannya. Tapi kalau pun memang Hanif memang orang jahat yang menjadi buronan, kenapa tak terjadi apapun padanya? Kalau dia memang orang jahat, sudah pasti Hanif akan berbuat jahat padanya.

"Kenapa? Kau teringat sesuatu Nona? Sudah ku bilang, Hanif bukan lah orang yang bisa kau percayai. Dia itu pria jahat."

"Lalu apa hubungannya dengan ku? Kenapa kau membawaku dalam masalah ini? Kalau dia orang jahat lalu kau sendiri apa?"

"Aku? Aku adalah orang yang baik karena sudah murah hati menceritakan semua nya padamu. Dan tentu saja aku harus membawa mu dalam masalah ini, karena kau adalah umpan yang bagus."

Alvin kemudian memberi isyarat pada orang suruhannya untuk menutup mulut gadis itu. Ia pun kemudian menghubungi Hanif untuk mengancam pria itu kembali.

"Sudah lapor?"

"Cepat katakan di mana kau sembunyikan Maryam!"

"Wah... Rupanya kau sudah tidak sabar, ku pikir kau tak mau bermain dengan ku. Kalau aku memberi tahu mu tentu saja tak akan seru."

"Lepaskan dia sialan! Dia sama sekali tak ada hubungannya dengan masalah ini!" Sentak Hanif di seberang telepon.

"Kau mau dia selamat? Maka kau harus mengurungkan niat mu untuk lapor pada polisi. Tapi kalau kau memang tak mau melihat gadis itu lagi, silahkan saja laporkan aku."

Lihat selengkapnya