Serigala Rimba Beton

Davie Al-Fattah
Chapter #5

BAB 5 — Tidak Semua Pertempuran Layak Dimenangkan

Pemilihan perang: mana yang perlu dihadapi, mana yang cukup diabaikan. Skill bertahan hidup seorang idealis di tengah birokrasi. Namun terkadang, sikap “cukup dinikmati saja!”. Aku mulai memahami satu hal yang tidak pernah diajarkan oleh buku-buku manajemen, modul pelatihan, atau motivasi karier mana pun: bahwa hidup di birokrasi bukan tentang memenangkan setiap pertarungan, melainkan tentang mengenali mana yang bukan milikmu. Pertempuran di sini terlalu banyak, terlalu melelahkan, terlalu kecil namun menguras jiwa. Jika setiap gesekan direspons, setiap provokasi dijadikan duel, setiap fitnah ditanggapi, maka energimu habis bukan untuk bergerak maju, tapi untuk mempertahankan detak jantung agar tidak roboh. 

Di hutan ini, menang bukan hanya soal hasil, tetapi strategi memilih medan. Dan kadang, keputusan paling bijak adalah mundur satu langkah, bukan karena tak mampu, tetapi karena tidak semua serangan layak ditanggapi. Ada serangan yang sengaja diciptakan untuk menguras mental. Ada rumor yang dilemparkan untuk menguji kesabaran. Ada komentar yang dipancing untuk membuatmu keluar dari zona kendali. Dan di momen seperti itu, aku belajar bahwa mengabaikan adalah bentuk kemenangan paling hening, paling anggun, dan paling menghancurkan ego lawan. Namun tidak mudah menjadi idealis di wilayah yang dibangun dari ke tidak jujuran. Idealis sering dianggap ancaman, dianggap tidak luwes, dianggap sulit diarahkan. Tapi menjadi idealis yang cerdas adalah seni tersendiri. Bukan idealis yang membabi buta, melainkan idealis yang tahu kapan harus keras kepala dan kapan harus membiarkan angin melewati telinga tanpa meninggalkan luka.

Setiap pagi saat aku menyalakan laptop, aku sudah tahu akan ada saja perang kecil yang menunggu. Mulai dari pesan singkat bernada perintah tanpa hormat, hingga tugas mendadak yang dilemparkan seolah aku tidak punya prioritas lain. Aku melihatnya, aku merasakannya, tapi tidak semua harus kuhadapi. Ada hal-hal yang jika dilawan malah melahirkan konflik baru. Ada ego-ego yang jika ditantang hanya mengundang kehancuran.

Lihat selengkapnya