"Weyyyy... Apa yang sedang kau lakukan? Menggigit pensil lagi. Aku jijik meminjam barang-barangmu?" teriak temanku seraya membuka pintu kamar dengan kencangnya.
“Biasa saja, ini bukan di hutan ataupun simulator tidak perlu berteriak, alarm manapun bisa pecah bahkan menciut mendengar suaramu." kesalku padanya.
Seperti biasa Rosella temanku yang imut seperti marmut terjebak dalam sarang semut dan ia sungguh membuat kulitku berkerut. Rosella yang sudah kenal dan akrab dengan ibuku sengaja dibiarkan bebas berkeliaran dirumahku, bahkan Ibuku tidak pernah sekalipun membelaku jika aku sedang di tindas ataupun di ceramahi olehnya meski aku sudah memasang wajah memelas dan perlu di kasihani, Ibuku hanya melihatku lalu pergi begitu saja. Karena itu akupun tidak aneh jika Rosella datang dengan mendobrak pintu kamarku.
"Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanyaku padanya.
"Melindungimu agar tidak terjebak dalam memori masa lalu dan aku berharap kau benar-benar tidak membuka kembali loker 7 tahun lalu." ucapnya santai langsung melemparkan badannya ke ranjang.
"Tidak... Aku tidak memikirkan apapun! Kuncinya saja aku sudah tidak tahu ada dimana." aku mengeles agar dia tidak memberi ceramah logaritma olehnya.
"Qirani... Qirani..." gelengnya
"Apa?" ucapku sedikit membentak. "Kau kesini bukan untuk menginap dirumahkukan?"
"Memangnya kenapa?" ujarnya.
"Kalau kau menginap pasti toilet ku penuh."
Rosella mengeleng-gelengkan kepala. Gelengan yang sungguh tidak enak untuk dilihat. Meski begitu Aku berterima kasih kepada Tuhan karena aku masih diberikan teman yang sampai saat ini masih betah bersamaku dan mengerti diriku dalam kurung jika dia sedang tidak jengkel atau bisa jadi dia terpaksa berteman karena kasihan padaku atau mungkin karena hanya diriku yang bisa menerima sikapnya yang blak-blakan. Intinya jangan sampai buat dia marah, karena jika ia sedang marah, ia tidak bisa menahan apapun yang sedang dipikirkannya, yang dihadapannya dan entah di dalam keadaan seperti apapun. Semuanya bisa ia muntahkan, dan aku yakin yang keluar dari mulutnya bisa berupa muntahan kutukan bagi yang mendengarnya.
Rosella temanku yang aku kenal sejak aku masih duduk dibangku SMA. Ia sangat lucu dan berparas cantik karena itu ku sebut ia imut. Ia juga suka makan dan ngemil, mulutnya yang penuh dengan makanan kadang mirip seperti marmut. Dan ia juga sering terjebak di lobang semut, karena sebanyak apapun ia makan. Ia tidak pernah takut gemuk dikarenakan makanan yang ia makan hanya kebetulan lewat diususnya yang tidak berselang lama langsung ia keluarkan, sebab itulah aku khawatir WC-ku penuh. Perutnya yang kembang kempis membuatnya sedikit lega menjaga tubuhnya. Ia akan mengembangkan perutnya menjelang malam namun menjelang siang ia sudah kempiskan seperti semula, mungkin karena aku sering bersamanya jadi aku tidak begitu banyak melihat perubahannya. Yang aku taju pasti Ia tidak pernah sekalipun gemuk meski ia makan banyak.
Aku juga takut kalau dia akan menginap di rumahku. Aduh... Aku sudah tidak bisa membayangkan malamku nanti pasti akan menjadi malam yang panjang. Hmmm...
*******
Dengan perasaan senang aku menyambut pagi yang cerah untuk kembali beraktifitas. Suasana hatiku saat ini entah mengapa sangat menyenangkan dan sepertinya akan lebih menyenangkan, padahal hari ini adalah hari senin hari yang sedari dulu tak aku sukai karena setelah menikmati liburan, aku harus kembali bekerja. Tapi tidak dengan senin kali ini. Aku benar-benar bahagia.
Qiran... Ros...
Teriakan ibu memanggilku dan Rosella dari arah dapur seakan memekakkan telinga.
Aku langsung menggoyangkan tubuh Rosella yang masih terkapar di atas kasur dengan nyenyaknya. Ia sepertinya tidak sadar jika ini sudah pagi. Entah kemana semangatnya, ia yang terbiasa bangun lebih awal daripada diriku tapi sekarang ia mirip seperti korban tabrk lari, silaunya sinar matahari yang menembus lewat jendela kamarku tidak membuatnya terbangun juga. Aku tidak tahu harus menggunakan jurus apa untuk membuanya bangkit. Aku menghampiri jendela kamar langit dan membukanya, udara segar di pagi hari ini pasti akan mengisi full kekuatan. Jendela ini adalah jendela yang biasa ku gunakan untuk melihat langit malam, sebenarnya jendela yang kugunakan sebagai alasan jika aku sedang melamun karena kenyataannya aku sedang tidak memandang langit tapi aku memandang langit lainnnya yang ada dipikiranku.