Hari ini aku banyak menyibukkan diri di rumah, sambil bersih-bersih rumah. Ketika aku membersihkan sebuah nakas di ruang kamu, aku melihat foto aku dan mas Grasto. Aku ambil salah sàtu foto, dimana dalam foto tersebut terlihat mas Grasto memeluk aku dengan mesra, aku bersandar di dadanya, sementara tangannya memeluk aku dengan penuh kehangatan.
Aku ingat foto itu, saat kami mempersiapkan pernikahan, foto itu adalah salah satu foto pra wedding kami yang sangat berkesan. Saat membuat foto itu aku ingat, mas Grasto mengatakan sesuatu,
"Runi, meskipun pernikahan kita tidak dirayakan secara besar-besaran, bahkan hanya sekadar akad nikah, tapi pemotretan ini sangat penting"
"Ya mas, aku sangat senang dengan adanya pemotretan ini, ada kenangan yang sangat indah aku rasakan"
"Suatu saat, kamu akan tahu pentingnya ada pemotretan ini, kamu bisa melihat kembali kenangan ini"
Ternyata mas Grasto benar, aku baru merasakan sekarang pentingnya artist keberadaan foto ini. Sambil melihat foto itu, tanpa terasa airmataku jatuh diatas foto tersebut, aku kembali merasa kehilangan sosok lelaki yang paling aku puja, paling aku cintai.
Aku kembali mengenang masa-masa indah bersama mas Grasto. Dari sekian banyak laki-laki yang pernah Aku kenal, mas Grasto memang sangat berbeda, bahkan cara dia menghargai wanita pun sangat luar biasa. Aku benar-benar tersanjung dibuatnya, selalu di istimewakan dalam segala perlakuannya.
Itulah yang membuat aku takut dekat dengan lelaki lainnya, aku sudah memiliki standard seorang lelaki yang sesungguhnya, yang menempatkan wanita ditempat yang paling mulia.
Oh ya, aku hampir lupa, aku ada kanji dengan mas Todhy untuk melihat calon pembantu di tempat agent baby sitter, yang menurut mas Todhy sangat bisa di percaya. Baru saja aku mau telepon mas Todhy, ternyata mas Todhy sudah telepon aku duluan,
"Selamat pagi runi, jadi gak mau lihat calon pembantu?