Seruni

Aji Najiullah Thaib
Chapter #10

Catatan 10

Sekarang kebiasaan mas Todhy, sebelum kekantor dia antar anak-anaknya ke rumah aku. Ini kesempatan buat aku untuk melakukan pendekatan dengan Dena, juga untuk membuktikan pada mas Todhy aku mampu mengurus kedua anaknya.

Terlebih lagi sekarang aku sudah gak punya kesibukan di rumah, sudah ada mbak Sum, jadi kesibukanku sudah berkurang. Mungkin ini semua memang sudah direncanakan mas Todhy, hanya sama dia gak mau kasih tahu aku. 

Kadang aku bingung dengan diriku sendiri, aku seperti wanita yang benar-benar haus kasih sayang dari seorang suami. Tanpa aku sadari, aku sudah menampakkan kepada mas Todhy, bahwa aku sangat mendambakannya. Namun aku juga tidak bisa membohongi apa yang ada di hatiku sesungguhnya.

Tadi pagi mas Todhy titipkan Dena dan Raini, dengan senang hati aku menerima kehadiran mereka,

"Runi, mas titip Dena dan Raini ya, kamu gak keberatan kan? Tanya mas Todhy

" Sama sekali gak mas, aku malah senang karena rumah ini jadi ramai sama anak-anak" aku bilang gitu sama mas Todhy

Aku berusaha untuk mengawasi, dan mengurus anak mas Todhy, seperti aku mengurus dan melayani anak aku sendiri. Kami makan bersama, aku layani apa pun yang mereka butuhkan. Aku temani mereka tidur siang, dan aku mendongeng ketika Raini minta aku untuk mengongeng, agar dia bisa tidur.

Sore hari ketika mereka bangun tidur, aku mandikan Dena dan Raini. Aku melakukan itu semua dengan sepenuh hati, dan dengan penuh kasish sayang. Meskipun Dena masih terus memberikan jarak denganku, aku tetap berusaha untuk terus mengambil hatinya.

Kalau Raini memang sudah sangat dekat denganku, kadang habis bermain dengan Dena, dia tiduran dengan kepalanya diatas pahaku. Dia usap-usap perutku, sambil seakan-akan bicara dengan calon adiknya. Berbeda dengan Dena, yang tidak ingin dekat dengan aku, kalau aku tidak mendekat kearahnya.

Anak-anak mas Todhy baik-baik, gak ada yang nakal, bahkan sangat patuh. Tapi memang, aku kasihan sama mereka, selama 4 tahun tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Selama itu pula mas Todhy hidup tanpa seorang isteri, aku bisa membayangkan, aku belumlah seberapa kesepian jika dibandingkan mas Todhy.

Lihat selengkapnya