Seruni

Aji Najiullah Thaib
Chapter #11

Catatan 11

Ya Allah semoga ia adalah pilihanmu, bukan cuma pilihanku. Pilihanku bisa saja salah, sebaik-baiknya pilihan adalah pilhanmu Ya Allah. Baik dalam pandangan aku, belum tentu baik dalam pandanganmu. Aku mencintainya, karena dia sangat mencintaimu ya Allah"

Itulah sepotong doa yang aku panjatkan kepada Allah, saat aku sholat Dhuha tadi. Aku memang sedang dipuncak pengharapan, namun aku selalu memohon petunjuk-Nya. Hanya dengan cara itu aku bisa mengurangi keraguanku terhadap sebuah pilihan.

Tidak ada yang bisa aku lakukan tanpa petunjuk-Nya, aku cuma mahkluk yang hina, hanya ketakwaanku kepada Allah, yang bisa memperbaiki derajatku dimata Allah. Aku tidak terlalu peduli dipandang hina oleh manusia, yang aku takutkan, aku hina dimata Allah.

Sampai sekarang, tidak ada nikmat Allah yang bisa aku dustakan, semua yang aku reguk saat ini, adalah kenikmatannya yang begitu melimpah. Aku tidak ingin kufur nikmat seperti dimasa lalu.

Pagi ini aku begitu merindukan suara anak-anak mas Todhy, hari menjelang siang belum ada kabar tentang mereka. Biasanya jam 10 pagi mereka sudah meramaikan rumahku dengan celotehan dan teriakan mereka.

Aku coba telpon mas Todhy, terdengar suaran mas Todhy agak serak, dan terbata-bata, dia terdengar sangat sedih,

"Dena sakit Runi, makanya mas gak bisa ke rumah kamu" ujar mas Todhy

"Ya Allah mas, kenapa gak dibawa kesini, biar aku yang rawat, jadi mas tetap bisa kerja"

"Mas gak mau membebani kamu Runi" aku benar-benar sedih mendengar itu dari mas Todhy

"Aku tidak pernah merasa dibebani mas, justeru aku sedih kalau tidak bisa melihat Dena yang sedang sakit" aku mulai menangis

Aku benar-benar gak tahu harus gimana, aku mau ke rumah mas Todhy tapi dia tidak izinkan aku hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah segera angkat penyakit Dena.

Lihat selengkapnya