Bagaimana aku tahu dalamnya laut kalau aku tidak menyelaminya, dan bagaimana aku bisa menaklukkan laut kalau aku tidak pernah mengarunginya. Seperti itulah yang aku lakukan untuk menaklukkan Dena. Aku berusaha untuk mendekatinya, apa yang bisa menyentuh hatinya yang terdalam, dan itu semua sudah aku lakukan.
Tadi malam, sebelum tidur aku penuhi permintaan Dena, melakukan kebiasaan mamanya, yang membaca ayat-ayat Al Qur'an sebagai pengantar tidur mereka. Alhamdulillah-nya, usaha itu berhasil, dan Dena sampai memeluk aku sambil tidur, begitu juga dengan Raini. Padahal aku baru membaca dua ayat Surah Al Baqarah yang aku hapal.
Aku akan ceritakan pada mas Todhy saat dia pulang nanti, aku begitu senang bisa mengobati kerinduan anak-anak terhadap mamanya. Bagi aku ini sebuah pelajaran yang bagus, akan aku terapkan sejak anakku masih dalam kandungan.
Tadi pagi selepas sholat Dhuha, aku membaca Surah Arrahman, yang selalu aku amalkan setelah sholat Dhuha. Anak-anak masuk ke kamar saat aku membacanya, ikut mendengarkan sampai aku selesai membacanya. Setelah itu mereka menghampiri aku, dan mencium tangan aku. Aku sangat terharu dengan perilaku anak-anak mas Todhy.
"Tante baca Al Qur'an-nya seperti mama" kata Dena
"Suara tante bikin sedih Raini" ujar Raini
Akhirnya aku peluk anak-anak, aku lepaskan apa yang aku rasakan pada anak-anak, aku mau mereka merasakan, bahwa aku menyayangi mereka setulus hati, bukan karena aku mencintai papa mereka.
"Tante ajarin Dena mengaji ya, Dena ingin seperti mama dan tante" ujar Dena
Aku gak bisa menahan airmataku yang mau jatuh, aku sangat terharu dengan ucapan Dena, karena aku memang sudah niat mau mengajarkan mereka mengaji.
"Iya Dena sayang, tante akan ajarkan kamu dan Raini mengaji ya, nanti sore kita mulai"
Raini dan Dena begitu erat memelukku, mungkin mereka merasakan apa yang aku rasakan terhadap mereka. Mas Todhy memang membawa semua perlengkapan mereka, mulai dari mukena, Juz ama, dan juga buku Iqro-nya.
Setelah anak-anak bermain berdua, aku temui Dimas yang sudah datang di teras depan. Aku ceritakan soal hubungan aku dengan mas Todhy, juga rencana pembangunan Mesjid sesuai permintaan mas Grasto. Dimas senang mendengar rencana aku sama mas Todhy, dia sangat mendukung.
"Dim nanti kalau Pak Todhy sudah pulang, kita obrolin bertiga soal rencana bangun Mesjid ya"