Seruni

Aji Najiullah Thaib
Chapter #15

Catatan 15

Berbagai pendapat Ulama tentang boleh tidaknya menikahi wanita yang sedang hamil, baik wanita yang hamil diluar nikah, atau pun wanita yang hamil karena suaminya meninggal. Ada pendapat yang melarang, ada juga pendapat yang membolehkan dengan syarat.

Membolehkan dengan syarat pun harus benar-benar dipatuhi, karena menyangkut Aqidah. Itu semua aku ketahui setelah aku membaca beberapa artikel yang menjelaskan perihal itu. 

Dalam artikel itu dikatakan: "dibolehkan seorang lelaki menikahi wanita yang sedang hamil, syaratnya tidak mencampurinya sebelum wanita tersebut melahirkan, atau setelah masa iddah dan nifasnya."

Kemarin mas Todhy mengajak aku untuk menanyakan hal ini pada ulama, atau Kyai, untuk memastikannya. Menurut mas Todhy, kalau memang secara agama membolehkan, maka dia akan menikahiku sebelum aku melahirkan, tapi kalau memang agama melarangnya, maka dia akan menunggu aku sampai aku habis melahirkan.

Bagi aku sendiri tidak mempermasalahkan, kapan mas Todhy mau menikahiku, yang penting saat ini aku sudah tahu bahwa dia ingin menikah denganku. Aku tahu niat mas Todhy baik, dengan menikahiku lebih cepat, dia tidak ingin mendapat fitnah karena kedekatannya denganku.

Kalau Tuhan takdirkan aku menikah dengan mas Todhy sebelum aku melahirkan, maka berharap aku masih tinggal di rumahku sendiri sampai aku melahirkan. Setelah melahirkan barulah kami akan rundingkan kembali bagaimana baiknya nanti.

Hari ini anak-anak mas Todhy masih tidur di rumahku, begitu mereka bangun tidur, aku mandikan mereka terlebih dahulu, supaya begitu mas Todhy datang mereka sudah mandi, dan bisa sarapan bersama papanya.

Setelah selesai mandi, mereka menanyakan papanya,

"Tante papa kok belum datang?" Tanya Dena. "Mungkin papa masih dijalan sayang", aku jawab pertanyaan Dena.

"Kalian mau sarapan duluan, atau mau tunggu papa?" Aku tanya sama anak-anak

"Tunggu papa aja tante", kata Raini

Aku ajak anak-anak bermain di teras depan, sambil menunggu mas Todhy datang. Tidak berapa lama setelah itu mas Todhy datang, anak-anak langsung menghampiri mas Todhy ke mobilnya.

Aku melihat sikap yang penuh kasih sayang mas Todhy terhadap anak-anaknya, belum pernah sekali pun aku melihat dia marah, atau membentak anak-anaknya. Mas Todhy memang sangat hati-hati dalam mendidik anak-anaknya.

"Selamat pagi Runi", sapa mas Todhy. "Selamat pagi mas", aku membalas sapa mas Todhy.

"Udah pada mandi belum?" Tanya mas Todhy pada anak-anaknya

"Udah dong pa, tadi pagi begitu bangun, tante Runi langsung mandikan kami", kata Dena

Lihat selengkapnya