Dua minggu setelah aku melahirkan, saat mas Todhy dan anak-anaknya ada di rumah, dan Dimas juga hadir di rumah untuk melaporkan perkembangan pembangunan Mesjid, sekuriti perumahan datang melapor. Di Posko depan gerbang ada Karta yang minta izin ingin bertamu ke rumahku.
Awalnya aku tidak ingin menerima kehadirannya, rupanya mas Todhy sudah titip pesan sama sekuriti, kalau ada tamu yang ingin ketemu Seruni, harus dikabarkan pada dia. Setelah mas Todhy mengizinkannya untuk bertamu, aku pun akhirnya ikut memberikan izin.
Kang Karta rupanya sudah bebas dari penjara, hari ini dia kembali ingin menemui aku, karena di rumah sedang ramai, aku pun bisa menerimanya. Kang Karta diantar ke rumah oleh sekuriti, setelah situasi dianggap aman, sekuriti pun meninggalkan kang Karta di rumahku.
Kang Karta berbincang-bincang dengan mas Todhy, dan disaksikan oleh Dimas. Mas Todhy menjelaskan panjang lebar soal test DNA, karena dari test itu akan ketahuan apakah Al Fatih merupakan anak biologis Karta atau bukan.
Secara hukum memang harus seperti itu prosedurnya, tidak bisa setiap orang dengan mudah mengakui anak biologisnya, terhadap seorang anak, tanpa ada pembuktian secara forensik. Bukti secara forensik itu hanya bisa didapatkan melalui proses test DNA.
Untungnya ada mas Todhy, jadi bisa memberikan penjelasan secara ilmiah, dan sesuai dengan prosedur hukum, sehingga kang Karta tidak bisa ngotot untuk mengakui Al Fatih sebagai anaknya, hanya karena dia anggap mendiang mas Grasto mandul.
"Kalau kang Karta bersedia untuk test DNA, kita bisa lakukan minggu depan," kata mas Todhy
Bagi kang Karta, test DNA itu bisa membuka tabir siapa dirinya yang sesungguhnya. Sebagai resedivis kambuhan sepertinya dia akan menolak dilakukan test DNA. Dia tidak mengkomentari tawaran mas Todhy, dia hanya diam berpikir.
Mas Todhy sengaja mendesak kang Karta untuk melakukan test DNA, agar tidak terus menerus mengakui anak yang dilahirkan Seruni sebagai anak biologisnya. Mas Todhy sangat tahu Persia, kalau penjahat seperti kang Karta, akan menghindari hal itu, karena bisa jadi akan mengungkap berbagai kejahatan yang pernah dilakukannya.
Setelah lama berbincang dengan mas Todhy, akhirnya kang Karta pamit, dan aku tidak ingin menemuinya. Sebelum pamit, mas Todhy memberikan nomor hape-nya pada kang Karta, dia minta kang Karta menghubunginya kalau ada perlu.
Mas Todhy memberikan ultimatum pada kang Karta, kalau dia masih mengganggu aku, maka kang Karta akan berhadapan dengan dia secara hukum. Mas Todhy juga mengabarkan pada kang Karta, bahwa dia akan menikah denganku.