Serupa Senja, Kita pun Tenggelam

Teman Tualang
Chapter #9

Cuma Teman

Hari-hari berlalu, dan kami menjadi semakin dekat. Semenjak hari dimana ia bercerita tentang masa lalunya waktu itu. Aku selalu berada disamping nya. Aku ada di setiap patah hati yang ia lalui, di setiap kesepian yang dia rasakan pun juga di setiap dia bertemu orang-orang baru di hidupnya. Aku selalu bersamanya. Melihatnya terus tumbuh sembari berharap suatu saat ia juga akan melihat kepadaku.

Semenjak hari itu, kami sering menghabiskan waktu bersama. Aku sering menemani nya melihat senja kesayangan nya itu. Menonton film kartun kesukaan nya, mengunjungi cafe yang katanya penuh kenangan dengan orang yang ia cintai itu, pun mengunjungi tempat-tempat favorit yang pernah dia kunjungi bersama orang beruntung yang mampu menjadi tempat gadis itu menaruh hati. Laki-laki yang sampai saat ini masih belum bisa aku kalahkan.

"Gema." Gadis itu berteriak memanggilku dari aula gedung kampus itu. Sedari tadi Aku duduk di taman fakultas untuk menunggunya pulang. Ia berjalan mendekat, kemudian mengambil posisi duduk di sebelahku.

"Maaf ya, tadi ada ujian praktek mendadak aku lupa memberitahumu." Gadis itu tersenyum kepadaku. Aku mengangguk pelan, "Yasudah, nggak masalah, lagian taman ini juga nyaman untuk disinggahi lebih lama."

"Tapi, kamu nggak marah kan?"

"Tadinya sih, iya. Tapi setelah kamu menjelaskan sambil tersenyum, mana bisa Aku terus marah kepadamu."

"Cih, kamu kerjaan nya nge gombal mulu. Makanya cepat cari pacar. Nggak bosan apa gombalin Aku terus?"

"Sayangnya tidak."

"Kenapa tidak? Jangan bilang kamu jatuh hati kepadaku?"

"Cih, kamu bukan tipeku."

"Beneran nih?" Gadis itu mendekatkan wajah nya.

"Tenang saja, aku tidak menyukai gadis cengeng sepertimu."

"Syukurlah kalau begitu, berarti aman."

"Aman, maksudnya?"

"Persahabatan kita masih aman. Kalau sampai ada yang jatuh cinta itu bahaya."

"Bahaya, kenapa? Bukankah seru kalau pacaran sama temen sendiri, tidak perlu pdkt lagi bukan?"

"Bahaya karena pacaran itu tidak menjamin selamanya. Bisa jadi kandas di tengah jalan kemudian menjadi mantan pacar. Tentu beda dengan persahabatan, kamu belum pernah mendengar yang namanya mantan sahabat bukan?"

Untuk yang satu itu aku harus mengamini ucapan nya.

"Aku sudah banyak menghadapi kehilangan dalam hidup ku. Mulai dari Ayah sampai kekasihku. Aku tidak mau kehilangan sahabatku juga. Kamu taukan aku benci kehilangan."

"Nggak usah drama gitu, lagian siapa juga yang mau ninggalin kamu." Aku menarik hidung nya yang sedikit pesek itu. Kemudian berjalan meninggalkan bangku taman.

"Ih, Gemaaaa. Ngeselin banget sih!"

"Haha, lagian hidung kamu itu lucu banget sih. Sudah jangan marah&marah terus, ayok pulang!"

"Husshhh, untung sahabat kalau tidak udah aku bunuh kamu!"

"Ih, seremm. Mana mungkin aku jatuh cinta kepadamu."

"Awas saja kalau kamu sampai jatuh cinta, aku sumpal tuh mulutmu!"

Lihat selengkapnya