“Ya Allah aku jatuh cinta pada hambamu!” seru semangat seorang yang mabuk cinta.
Ketika engkau jatuh cinta dengan seseorang, Allah tidak langsung mengatakan “Dia bukan jodohmu!”
Tetapi Allah pasti bertanya kembali, “Baik, tetapi jika dia begini apakah engkau masih mencintainya?”
....
2015
Knalpot kereta Adine panas berasap. Tangannya menarik pedal rem lebih lambat dari bunyi bel sekolah. Terlambat lagi. Padahal sudah bangun subuh, sudah kecepatan 60km, apa boleh buat. Yang harus lebih cepat bangun itu bukan Adine melainkan Shahena, adik beda setahun yang punya kebiasaan mandi cukup lama. Masuk kamar mandi jam 5 keluar bisa sengah 7. Boro-boro mau cepat, mau kencing duluan aja, Adine harus mengalah. Terpaksa harus kencing di tempat cuci piring. Selama masih satu sekolah jangan harap untuk tidak telat. Paling jaminan selisih 2 atau 3 detik dari bel sekolah sudah prestasi paling bagus.
Acap kali Adine sering jarang mandi karena Shahena. Bukan masalah karena Adine tidak punya masalah bau ketekan dan badan. Tak perlu pakai parfum juga, bau Adine adalah bau udara yang biasa aja. Tidak berbau. Tidak wangi juga.
Adine memarkirkan keretanya di parkiran murid-murid terlambat. Shahena mengikuti Adine.
“Udah kau masuk aja sana! Enggak ada yang lihat kau juga. Enggak ada yang tanda kau kalau kau telat. Satu sekolah ni enggak ada yang tau kau itu adek aku. Masuk sana!” ucap Adine pada Shahena.
“Enggak ah takut aku! Kena marah guru nanti!” jawab Shahena sembari memelintir kedua ujung tali tasnya.
“Ish, si bodoh ni! Masuk sana kau! Mau masuk kau atau kau cuci kamar mandi sekolah tuh? Pilih mana kau? Masalah kena marah nanti aku yang tanggung. Udah masuk sana kau!” bentak Adine membelalak kemudian naik masuk biji matanya memutar.
Shahena manut. Berjalan diantara murid-murid menuju kelasnya.
Hukuman untuk hari senin ditunda dulu. Murid-murid yang terlambat harus mengikuti para guru berbaris paling depan setelah tempat tiang bendera.
Adine berdiri dengan santai. Baju putihnya yang memiliki bercak pudar tumpah spidol semakin berseni ditambahi tekstur kusut karena tidak digosok. Jilbab meleyot disalah satu sisi kepala memperlengkap tampilan Adine. Jangan lupa wajah garangnya. Paket lengkap bakso urat mercon. Orang yang melihat mungkin menebak ini hari sial Adine. Bagi Adine sendiri biasa saja. Toh, cuma telat bukan eksekusi mati apalagi kiamat.