Syaifudin tertunduk lesu melewati jalan setapak yang panas karena sinar matahari yang menyengat. Hari ini begitu terik sampai - sampai sekujur tubuhnya basah oleh keringat.
" Nyuwun sewu pak ( permisi pak) "kata Syaifudin sambil tersenyum pada bapak - bapak yang bertelanjang dada di emperan rumahnya. Rupanya mereka juga kegerahan. Mereka tersenyum sambil melambaikan tangan membalas sapaan Syaifudin.
Tak seperti biasa Syaifudin kurang bersemangat pergi ke Rumah Singgah siang ini. Mungkin karena kelelahan dan fokus pada ujian di sekolah. Karena bagai manapun juga ia ingin mewujudkan keinginan ibunya untuk melanjutkan kuliah. Walaupun sebenarnya ia lebih suka bekerja dan selalu menemani ibunya. Jadi ia berusaha sekeras mungkin agar memperoleh nilai sempurna , dengan begitu ia bisa kuliah dengan beasiswa.
" kok mlaku se mas ( kok jalan mas) . Suara seorang anak dengan mulut penuh makanan mengagetkan Syaifudin. Dengan tersenyum Syaifudin mengelus kepala anak itu dan mengangguk. Sebenarnya tiap kali ke sini ia selalu naik sepeda motor peninggalan ayahnya. Tapi tadi kebetulan bannya bocor , jadi di tinggalkannya di bengkel sambil menuju Rumah Singgah.
" Ayo adus ndang sholat asyar ( ayo mandi lalu sholat ashar)." Kata Syaifudin dengan suara lembut.