Sesal

Martha Giovani
Chapter #11

Perih

Maret, 2020

"Acara hari ini sangat seru, anak-anak sepertinya menikmati. Terima kasih, ya." Ucap Bu Narmi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.20 WIB, meski acara sudah selesai untuk hari ini tetapi Bu Narmi mengajak semua yang bekerja hari ini berkumpul untuk menikmati teh sore di teras utama gedung panti asuhan ini. Beberapa orang duduk melingkari meja bundar yang cukup untuk 7 orang, sisanya berdiri dan duduk di dinding pagar teras.

"Anak-anak juga kooperatif sehingga 58 anak bisa mengikuti cek kesehatan dalam waktu terbatas ini. Jadi untuk besok mungkin untuk konsultasi kesehatan saja jika ada yang ingin ditanyakan kepada kami," kata Dion.

"Iya, untuk hasilnya akan kami rekap mungkin langsung malam ini, ya?" Rena mengkonfirmasi dengan Dion dan Tiara.

"Itu semua juga karena kerja cepat dan tepat dari dokter dan perawat. Terima kasih," ucap Reno yang duduk tepat di sebelah kanan Bu Narmi, tepat berhadapan dengan Rena.

Setelah santap malam yang disediakan Bu Narmi dan memastikan kegiatan hari kedua sudah siap, mereka semua bergegas pulang menuju vila terdekat yang sudah dipesan dari semalam.

Sudah sejak semalam Rena menginap di sana. Sendiri. Tiara menginap di vila berbeda karena mengajak suami dan anak-anaknya. Sementara Desi dan Feni ada shift malam sehingga berangkat pada dini hari. Malam ini pun tetap sendiri lagi. Rena seharusnya sekamar dengan Tiara tapi Tiara masih bersama keluarganya.

Saat berjalan menuju mobil, Rena memperhatikan Reno dan Audy yang berjalan beberapa langkah di depan Rena. Reno menggendong Audy yang sudah tertidur. Rena membayangkan betapa repot mengurus anak sendiri karena Rena tidak melihat Reno membawa asisten atau babysitter. Melihat Reno kesulitan memegang pintu mobil agar dirinya bisa menidurkan Audy, Rena berlari dan membantu menahan pintu mobil agar terus terbuka.

"Oh thanks!" Ucap Reno sembari menidurkan Audy di carseat.

"Nevermind. Why don't you bring your assistant or babysitter?"

"It's okay because Raline will bring hers. Anaknya juga ikut jadi bisa nitip. Kalo aku bawa, aneh rasanya. Kalau pergi seperti ini aku jarang bawa pengasuh Audy. Kecuali kondangan." Jelas Reno yang diakhiri dengan tawa.

Benar juga. Jika Reno membawa babysitter itu artinya akan ada seorang lagi dan pasti canggung sekali karena hanya akan ada mereka bertiga. Status Reno saat ini pun pasti akan menambah kecanggungan.

"You know, being single parent is not easy." Kata Reno sembari memasang harness safety untuk Audy. "Kamu bawa mobil?"

Sebuah mobil berhenti di depan mobil Reno. Itu mobil Dion. "Aku duluan, ya." Rena segera bergegas ke mobil Dion.

"Kayaknya kalian cukup dekat, ya?" Tanya Dion tepat setelah Rena memasang sabuk pengaman.

"Gak usah cemburu." Jawab Rena sambil tertawa.

"Jelas cemburu, dong. Kamu nolak aku tapi kamu kayaknya mudah dekat dengan Reno. Reno menang banyak." Jawab Dion yang diselingi dengan tawa.

"Jelas menang banyak, kami SD, SMP, SMA bareng."

"Really? Wow, pantas aja! Yakin cuma teman, literally teman? Selama itu berteman hanya berteman?"

"Kepo banget, sih! Lagi pula harusnya apa? Lebih dari teman? Contohnya?" Rena tertawa, padahal dalam hatinya ada rasa yang mengganjal untuk membicarakan Reno dengan Dion.

Lihat selengkapnya