April, 2020
Sesampainya di Kafe Infinity, Rena dan Putri dikagetkan dengan suara tangisan anak kecil. Terlihat Dika sedang mencoba menyaring seekor ikan di akuarium yang berada di meja dekat kasir.
“Nggak mau!!!” Teriak anak kecil yang berada di gendongan... Reno.
“Ada apa sayang?” Putri bergegas mengambil Audy dari gendongan Reno.
“Audy mau ikan seperti apa? Papa tidak tahu ikan seperti itu beli dimana.” Reno menjelaskan pada Audy.
Rena mendekat perlahan, seakan tidak ingin ikut campur terhadap situasi yang... lumayan kacau karena Audy menangis sangat histeris.
“Dokter Rena!” Tangisan Audy langsung hilang dan meminta untuk turun dari gendongan Putri. “Ikan Audy mati.”
Rena salah tingkah karena Audy mendekatinya dan memegangi tangannya.
“Oh... ikan yang dokter kasih, mati? Audy mau lagi?”
"Iya.”
Rena melihat ke arah Reno yang terlihat lelah. “Mau ambil ikan di ruangan kerja dokter?”
“Iya.”
Rena melihat lagi ke arah Reno. Rena kebingungan karena tidak bawa mobil. Tapi Reno tidak menawarinya untuk mengantar, malah terlihat bengong. Mungkin kelelahan mengurus Audy yang sedang tantrum.
“Put, boleh pinjam mobil?”
Dika langsung menyenggol Reno. “Anterin Audy, kok malah bengong.”
“Eh iya. Yuk."
Tanpa babibu Reno berjalan keluar kafe diikuti Rena dan Audy. Setelah Audy aman duduk di carseat yang berada di kursi belakang, Reno mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.
“Kamu kelihatan lesu.” Komentar Rena melihat Reno yang benar-benar tidak bersemangat.
“Lagi nggak enak badan. Ditambah ada masalah di kerjaan dan mood Audy sedang buruk belakangan ini.” Tutur Reno.
Rena menoleh ke belakang, menilik Audy sudah fokus dengan kartun Peppa Pig yang disetel dari headrest monitor.
“Nanti sekalian aja ke IGD untuk berobat ke dokter umum.” Saran Rena.
“Aku udah berobat, kok.”
Sesampainya di rumah sakit, Audy terlihat sangat senang hingga berjalan sembari memegang erat tangan Rena. Sementara Reno berjalan di belakang mereka.
Untung saja kunci ruang prakteknya jadi satu dengan kunci rumah, jadi mereka bisa langsung ke ruang Rena. Setibanya di ruangan Rena, Reno tertegun isinya. Ruang Rena yang sangat rapi, menarik, dan berwarna.
“Benar kata Audy kalau ruang Dokter Rena itu bagus.” Tukas Reno.
“Oh ya?”
“Iya!” Audy merespon obrolan Rena dan Reno.
Rena segera mengambil sebuah toples dengan ikan cupang berwarna kuning di dalamnya dan menutupnya dengan tutup toples itu.
“Pa, kita harus langsung pulang. Nanti ikannya mati kalau terlalu lama ditutup.”
“Silakan kalau langsung dibawa pulang. Aku di sini aja nanti, pulang naik taksi aja.”
“Jangan gitu. Ayo sekalian aku antar.” Reno merasa tidak enak pada Rena.