Mei, 2020
Rena bersiap dengan mobilnya. Di seberang, demikian pula dengan Tristan. Tristan melaju pergi terlebih dahulu tetapi tidak menyapa Rena sama sekali. Rena merasa aneh. Apa ini karma setelah dirinya menolak ajakan Tristan kemarin pagi? Bukannya Rena yang sedang ingin menjarak dengan Tristan? Mengapa keadaannya malah berbalik?
Rena malah jadi tidak nyaman berjarak dengan Tristan seperti ini. Tapi, Rena cukup kesal mengetahui bahwa Tristan sebenarnya punya pacar. Apalah arti Tristan yang selalu dekat dengannya jika dia punya pacar? Mengingat hal itu hanya membuatnya kesal.
***
Rena berjalan menuju mobilnya. Hari ini sangat melelahkan hingga dirinya ingin cepat-cepat pulang. Tapi... seseorang menunggunya di parkiran.
“Reno?”
“Aku mau nraktir kamu.” Ucap Reno.
Kening Rena berkerut. Merasa aneh tetapi tidak menolak. Ia akhirnya masuk ke mobil tanpa kata-kata.
“Kebetulan aku baru pulang, sekalian aja deh hampiri kamu.” Ujar Reno sembari memundurkan mobilnya keluar dari parkiran.
“Kok tau aku belum pulang?” Rena melihat langit yang sudah gelap.
“Feeling aja.”
Malam ini Reno mengajak Rena makan malam di sebuah restoran seafood. Anehnya, baru saja mereka menginjakkan kaki di situ, Reno berbalik dan menarik Rena pergi dari situ. Rena mencoba mencari apa yang dihindari Reno. Seorang wanita.
Apa itu... Elena? Tanya Rena dalam hatinya.
“Why?” Tanya Rena sesampainya mereka di mobil.
“Makan di resto lain aja. Aku tau ada yang lebih enak dari ini.”
“Apa karena perempuan yang ada di dalam tadi?”
Reno terbelalak mendengar pertanyaan Rena yang terdengar tegas.
“Dia lihat kita.”
Terdengar helaan nafas yang berat dari Reno. “Do I need to tell you?”
“Oh... no... no. Sorry…”
Reno masih sama seperti yang dulu. Rena menjadi sedih,
***
Pagi ini tidak secerah kemarin. Rena tidak semangat menjalani hari sebab rasa lelah masih tersisa di tubuhnya. Meski wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya lemas, Rena tetap memutuskan untuk berangkat kerja.
Saat mengunci pintu rumah, beberapa kali kuncinya terjatuh. Beberapa kali pula Rena menghela nafas kesal. Rena kehilangan fokus. “Shit!”
“Sepertinya sedang kalut.” Seorang perempuan tiba-tiba muncul dan mengambil kunci serta membantu Rena mengunci pintunya.
“Nih.” Perempuan itu memberikan kunci pada Rena.
Helena.
“Makasih.” Ucap Rena sembari memasukkan kunci rumah ke dalam tasnya. “Nyari Tristan?”
“Iya. Kayaknya aku kesiangan datangnya. Jadi dia udah berangkat.”
Rena hanya manggut-manggut.
“Aku Helena.”
“Rena.”
Mereka saling berjabat tangan.
“Kamu siapanya Tristan?” Tanya Rena pura-pura tidak tahu.
“Hm... ex-wife.”
WHAT??? Rena bukan pura-pura tidak tahu, tapi memang tidak tahu. Mendengar itu rasanya jantungnya sedang dikejut dengan 300 joule. Wajahnya yang pucat berubah merah.