Sesal

Martha Giovani
Chapter #4

Pisah

April, 2008

Malam ini sedikit berbeda dari malam-malam sebelumnya. Papa dan mama Rena bisa makan malam bersama dengannya. Seringkali papanya pulang malam karena praktek sore di rumah sakit. Sementara mamanya praktek sore di rumah praktek yang dekat dengan rumah. Rena yang biasa makan sendiri malah merasa aneh ketika makan bersama papa dan mamanya.

“Kok tumben sih makan di rumah?” Tanya Rena penasaran.

“Papa kangen sama mama.”

“Mama kangen sama papa.”

Papa dan mama Rena saling pandang dengan senyuman yang menyiratkan candaan. Tentu itu membuat Rena geli melihatnya. Rena yakin bukan itu alasannya.

“Apaan sih!” Rena menjadi gemas dan meneguk air putihnya.

“Papa harus menyiapkan untuk berangkat seminar dini hari nanti. Mama juga ikut.” Papa menjawab sembari menuangkan air putih ke gelasnya.

“Dimana?”

“Surabaya.”

“Naik apa?”

“Kereta.” Jawab mamanya yang duduk tepat di hadapannya.

“Idih… Kenapa nggak naik pesawat aja? Dibela-belain berangkat dini hari, terus sampai Surabaya sore hari. Emang acaranya mulai malam? Ah Mama sama Papa aja yang cari alasan biar bisa berduaan, kan?” Tuduh Rena dengan penuh selidik.

“Lho? Nggak salah dong kalau mama dan papa menikmati waktu berdua. Hari-hari kami sangat sibuk jadi kami butuh refresing.” Papa membela diri.

Rena tertawa dan tak kuasa menghentikan tawanya. Papa dan mamanya memang pasangan yang romantis—selalu meluangkan waktu untuk berdua. Tetapi selalu saja Rena geli seakan dirinya belum biasa.

“Ada apa sih kok seru kayaknya?” Seseorang tiba-tiba bergabung dan langsung duduk di samping kanan Rena.

PLAK! “Mas Bayu! Ngagetin aja!” Rena memukul lengan kiri laki-laki yang 8 tahun lebih tua darinya. Bayu adalah kakak Rena yang sudah berkeluarga sehingga mereka tak lagi tinggal bersama.

Bayu membalas dengan mencubit pipi kanan Rena. “Nggak sopan!”

“Mas Bayu yang nggak sopan. Dateng-dateng duduk dan langsung nyomot ayam! Dokter tapi jorok!” Rupanya Rena benar-benar marah dengan kedatangan Bayu yang terkesan mengagetinya dan tidak terima disebut tidak sopan.

“Sudah-sudah. Kalian ini seperti anak kecil saja.” Papa menghentikan keributan yang terjadi.

Mama tertawa, “Kalian harus lebih sering ketemu biar lebih akrab,”

“Minimal kasih uang jajan lah,” Rena malah menawar.

Lihat selengkapnya