Sesal

an sanaz
Chapter #3

Tinggal

Dasar sialan! Aku tahu ini tidak benar, pasti dia ingin mempermainkanku lagi selanjutnya, ungkap Soya dalam hati. Berada di tengah-tengah lapangan. Soya dan keenam orang laki-laki lainnya sedang menjadi tontonan para peserta MOS. Di tengah teriknya sang surya, mereka bertujuh dihukum dengan sangat kejam. Bagaimana tidak? Para senior itu menyuruh adik kelasnya untuk push up sebanyak seratus kali. Disuruh sepuluh kali pun, Soya tidak kuat, badannya mulai melemas.

Di mana keadilan untukku dan yang lain? Apakah senior-senior ini tidak mendengar perkataan Kak David dua jam yang lalu? Apa mereka tuli? Lalu, di mana Kak David sekarang? Apa dia ingin mengingkari perkataannya soal masalah seperti ini? Ini sangat keterlaluan! Kejam sekali mereka, aku ini perempuan.

Soya mulai merasakan pusing luar biasa. Tenggorokannya kering. Lambung yang bergejolak, terasa perih di perut bagian atas. Jantungnya mulai melemah. Pandangan Soya kabur, telinganya seakan jadi tuli, dan perlahan-lahan, penglihatannya mulai menggelap, ia pingsan. Semua orang berkerumun.

"Ada apa ini?" David membelah kerumunan para peserta dan juga senior. Dirinya sempat kehilangan kesadaran, lalu dibawa ke UKS, ia tidak tahu bahwa ada peserta yang dihukum keterlaluan oleh anggota OSIS. David merasa malu jika pembina OSIS tahu soal ini. Untung saja ruang OSIS dan lapangan ini jaraknya lumayan jauh.

"Kenapa malah pada diam? Cepat bawa tandu ke sini!"

David berjongkok. Melepaskan jas almamaternya untuk menutupi paha gadis yang kini terbaring karena pingsan. Ia menghela napas, merasa kasihan: muka yang sangat pucat, bibirnya terlihat kering, lingkar mata menghitam. Seharusnya MOS ditiadakan, menurutnya. Tidak pantas jika teman-temannya menghukum seorang gadis dengan berat. Harusnya mereka mengerti apa yang dimaksudnya tadi pagi. Baru saja satu hari, sudah ada masalah yang muncul. Bagaimana dua hari yang akan datang? David memijat pangkal hidungnya.

Satu tandu dan empat orang anggota Palang Merah Remaja datang. "Sudah sana, kalian pergi beristirahat." Semua yang berkerumun bubar, kebanyakan pergi ke kantin, untuk beristirahat. Tiga orang dari PMR membopong Soya, dan satu lagi bersiap di bawah, David membantu mereka mengangkat tandu.

Setelah selesai mengantarkan Soya ke UKS, David pergi ke ruang OSIS. Untuk berbicara mengenai hukuman yang diberikan kepada peserta, hingga membuat salah satu diantaranya jatuh pingsan. Ia ingin memberikan hukuman pada anggota OSIS yang terlalu melebihi batas. Ia tahu, ada seseorang yang mencoba ingin mengelabuinya. Dengan memanfaatkan keadaannya yang lemah.

David membuka pintu kaca ruangan OSIS. Di sana ada banyak anggota yang sedang memakan bekalnya. Matanya mencari-cari keberadaan seseorang. Di antaranya tidak ada yang dimaksud. David melangkah pergi ke kantin. Kakak dengan adik sama saja! Dua-duanya selalu membuat susah, batinnya geram.

•••

Matanya mengerjap-ngerjap, tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas. Tubuh yang tak berdaya. Kepala belakangnya terasa sakit. Soya bangun dan menemukan dirinya berada di atas kasur. Ia bersandar pada kepala ranjang, sambil memegang keningnya.

"Halo?" Seseorang berbicara dengan tiba-tiba, membuat Soya kaget. Orang itu membuka gorden yang memisahkan ranjang yang satu, dengan yang lain. Sepertinya aku kenal dia.

"Siapa, ya?"

Lihat selengkapnya