Hati Sasha tidak karuan. Apakah ini benar, apakah tidak kenapa-kenapa. Pikirannya sibuk.
Akhirnya mereka sampai depan pintu kamar. Sasha membuka pintu kamar, untung kamar nya sudah dibersihkan tadi pagi.
Sasha membuka sepatu nya, lalu masuk kamar mandi dan mencuci tangan serta kakinya. Sedangkan Satria membuka sepatunya dan duduk di kasur, lalu berbaring. Sasha keluar dari kamar mandi dan membuka laptop nya lagi, duduk di kursi kerja di depan meja yang ada di kamar hotel itu. Sasha bekerja, mengalihkan diri dengan menelepon manager nya untuk menanyakan pekerjaan yang memang masih harus diurus oleh Sasha.
Setelah beberapa menit telepon dan juga pura-pura sibuk, karena sebenarnya Sasha sudah tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan di depannya, satria bertanya “Masih kerja?”
Sahsa nyengir dan menjawab, “Iyah dikit”.
Lalu Satria yang memang dari tadi di atas kasur tiduran dan menarik selimut, karena memang AC di kamar itu di set Sasha agak rendah.
Sambil masih pura-pura sibuk Sasha bertanya “Mau makan apa? Bu Rum?”,
“Bebas”, Jawab Satria.
Lalu Sasha pindah ke sofa yang ada di samping kasur, sambil melihat-lihat menu yang ada di aplikasi, tiba-tiba Satria bangkit dari kasur dan mendekat ke Sasha. Dia mendekati dengan tidak biasa, terlalu dekat. Sasha memberikan HP nya untuk di ambil oleh Satria, tapi tidak diambilnya, hanya dilihat olehnya. Sasha langsung bangkit dan duduk di kursi kerjanya.
“Kenapa? Kok gelisah gitu?”, tanya Satria pada Sasha. Sasha hanya menggeleng dan tersenyum. Tak lama Satria kembali ke posisinya di balik selimut di pojok kiri kasur, sedangkan Sasha yang baru saja selesai memesan makanan akhirnya duduk di atas kasur pinggir kanan, sambil menonton TV yang sudah di hidupkan dari awal masuk.
Sasha masih sedikit gugup tapi tak seperti tadi, karena Satria tidur pikirnya, karena tidak ada suara dari Satria. Ketika teralihkan oleh TV, tiba-tiba Satria seperti berpindah mendekat. Tak lama Satria sudah ada di dekat Sasha.