Setelah pulang dari Jogja, Sasha menjalani kehidupannya seperti biasa. Ia sempat singgah di Solo, menginap di rumah temannya selama sehari. Hari itu ia tidur nyenyak setelah beberapa hari tidurnya tidak nyaman karena berada di kota orang sendiri.
Lalu mereka makan malam bersama, Sasha juga sempat menghadiri bridal shower temannya yang akhir bulan nanti menikah. Mereka bersenang-senang, walaupun dalam hati Sasha sebenarnya seperti ada ruang kosong dan rasa tidak nyaman. Sasha mencoba hanya mengabaikan perasaan-perasaan itu.
Sepulangnya ia ke kota kelahirannya, ia mulai bekerja, tapi tak ada senyum biasanya, ia jadi lebih pendiam, seperti malas, walaupun hanya sekedar mengomentari rasa makanan yang biasanya ia lakukan setiap siang. Fase patah hatikah? Pikirnya. Tapi apa boleh dibuat, ia pun tidak bisa melakukan apa-apa pada situasi saat ini.
Seminggu berlalu, ia masih lebih banyak diam, sampai-sampai beberapa manajer di divisi nya mulai memperhatikan.
“Sasha semenjak balik dari pelatihan kenapa jadi pendiam ya?”, celetuk salah satu manajer.