"Namanya Rasya, gilaaaa dia ganteng banget!" Itu Winda, temanku sejak SMA. Hari ini dia ada tugas perbaikan IPK ke rektor kampus. Diminta datang ke rumah beliau untuk mengurus segala sesuatunya.
Winda bukanlah mahasiswi bodoh, dia mahasiswi teladan sejak semester pertama. Tapi, karena dia pergi ke Bali selama satu semester tanpa alasan yang jelas, jadilah IPK nya anjlok. Beruntungnya, di kampus kami sistem perbaikan masih berlaku.
"Gue nggak nyangka, si bapak punya anak ganteng parah!" Winda membuka tasnya dengan geleng-geleng kepala. "Ini parah si! Parah banget!" Iya, itulah dia. Selalu histeris jika membicaran tentang cucu Adam. Aku tidak tahu seberapa gantengnya mahluk bernama Rasya itu? Tapi melihat wajah Winda berubah seperti kepiting rebus ketika membicarakannya, aku ikut-ikutan penasaran.
"Eh bukannya lo kenal ya sama dia? Bisa dong nyombelangin gue ...?" Tatapnya dengan tampang memelas. Sebenarnya Winda bukan tipe perempuan yang akan mendekati pria duluan, bahkan dia salah satu mahluk dengan kepribadian paling tertata di antara kami. Meski dia akan menjadi sangat tidak waras jika sudah berhadapan dengan temannya. Tapi kali ini dia menjadi agak berbeda.
Rasya atau Irasya, dua nama itu sebenarnya milik satu orang. Cowok nakal bergigi hitam yang aku kenal saat kelas 3 SD. Sudah bertahun-tahun lewat, entah kita masih bisa dibilang sahabat atau tidak? Bahkan aku tidak pernah benar-benar ingat wajahnya seperti apa?
"Kan kenalnya dulu, pas SD," jawabku sekenanya. Penasaran juga, tapi masa iya harus ngecek ke rumahnya?
"Gue nggak heran si lo nyariin dia sampe bertahun-tahun, kalok ketemu juga lo nggak akan nyesel." Winda tahu usahaku mencari pria itu. Bahkan dia hafal jam-jam ku membuka sosial media, demi mencari manusia bernama Irasya wahyu permana. Yang mana sampai sekarang aku belum menemukan orangnya. Sudah 9 tahun mungkin? Sejak facebook diperkenalkan oleh ketua geng kita.
"Giginya udah nggak item?" Entah kenapa aku ingin menanyakan hal itu? Meski mungkin agak konyol mengingat usia kami yang sudah 20 an.
"Ya enggak lah njir! Lo bayangin aja cowok ganteng kek dia terus giginya item? Mana mungkin? Bahkan senyumnya manis ... banget. " Oke, sepertinya mulai sekarang Winda telah benar-benar berubah. Sampai di sini aku faham, jika pria itu sudah membuatnya menjadi orang yang berbeda. Lalu bagaimana denganku nanti? Apakah akan berubah setelah bertemu dengannya? Apakah aku tidak akan menjadi Metha yang biasanya?