Dulu aku berpikir waktu adalah musuh. Terlalu cepat saat aku ingin diam. Terlalu lambat saat aku ingin semua lekas usai.
Aku pernah merasa dikejar oleh hari-hari. Bangun tidur dengan dada berat, seakan alarm bukan tanda untuk mulai hidup, tapi sinyal bahwa perlombaan dimulai lagi. Ada tekanan untuk menjadi sesuatu, untuk mencapai sesuatu, untuk berhasil sebelum terlambat. Tapi...siapa yang menentukan batas waktu itu? Siapa yang bilang aku tertinggal?
Mungkin --- aku sendiri.
Aku menanam batas-batas semu di kepala. Usia sekian harus ini, usia sekian harus itu. Dan saat kenyataan tak sesuai peta, aku mulai panik. Marah. Frustasi. Padahal siapa yang menjanjikan hidup akan selalu tepat waktu?