Setelah Patah Hati

Nur Afriyanti
Chapter #4

Guntur dan Sani

Guntur tertegun mendengarnya. Ia menatap mata Cahaya sejenak, lalu memalingkan wajahnya. Lagi-lagi perasaan bersalah itu menghinggapi dirinya. Jarak tak kasat mata antara ia dan Cahaya kembali muncul. Pelan, ia duduk di bangkunya. Memunggungi Cahaya.

"Aku lagi berusaha move on dari kamu, Tur," kata Cahaya. 

Guntur mengangguk tanpa menoleh padanya. "Maaf, Ca," ucap Guntur. 

"Nggak usah minta maaf terus. Kamu nggak salah." Cahaya menyadarkan. Guntur tak seharusnya merasa bersalah. Cowok itu tidak bersalah sama sekali. Yang salah itu dirinya. Dirinya yang telah salah mengartikan kebaikan Guntur. "Aku yang salah."

Guntur menghela napas keras. Ia tidak salah, Cahaya pun tidak salah.  Rasa itu muncul begitu saja bukan? Bukan Cahaya yang meminta? Rasa itu muncul begitu saja bukan? Tanpa aba-aba? 

"Kamu nggak salah, Cahaya," tegas Guntur sambil memutar badan ke arahnya. "Kamu nggak salah," tegasnya lagi. 

Cahaya menggeleng. "Aku salah. Aku ke-geeran," bantahnya.

"Kalo gitu aku juga salah. Aku buat kamu jatuh cinta."

Cahaya menggeleng. Kenapa jadi seperti ini, sih? Ini lucu. Lucu karena masing-masing dari mereka sama-sama mengklaim bahwa dirinya salah. Cahaya tidak mau Guntur terus merasa bersalah. Ia tidak mau. 

"Kamu merasa kamu bersalah, Tur?" tanya Cahaya.

Guntur mengangguk. "Iya," katanya. "Tanpa aku sadari, aku udah buat kamu baper. Buat kamu merasa diistimewakan."

Guntur, kamu baik sekali. Batin Cahaya. Isi pikirannya itu tanpa ia sadari terucap olehnya. 

"Kamu temenku, Ca," ujar Guntur. 

"Sayangnya, kamu nggak punya rasa yang sama dengan aku." Cahaya menutup mulutnya setelah mengatakan itu. Kenapa ia berkata seperti ini, sih? "Maaf, Tur." Ia menunduk, kembali menyapu dengan gerakan cepat. Mengabaikan Guntur yang masih menoleh ke arahnya. 

Lihat selengkapnya