Setelah Patah Hati

Nur Afriyanti
Chapter #5

Tidak Peka

Melihat Guntur, bertemu Guntur, melihat Guntur dan Sani, bertemu Guntur dan Sani, Cahaya akan memalingkan wajahnya dan segera hengkang jika itu terjadi. Cahaya benar-benar menghindari Guntur, juga Sani. Namun, kedua orang itu masih saja tidak peka. Mereka masih menyapa Cahaya dengan ramah, baik saat sedang sendirian, atau sedang berdua.

Cahaya memang tidak pernah berkata pada Sani kalau dirinya menyukai Guntur. Ia juga tidak tahu apakah Guntur pernah berkata pada Sani kalau dirinya menyukai Guntur, tapi seharusnya cewek itu paham. Peka, atas ekspresi dan sikap yang terlihat pada Cahaya kalau Cahaya melihat mereka sedang berduaan. Dan untuk Guntur, seharusnya cowok itu mengerti, kalau Cahaya masih menyukainya, dan akan dibakar api cemburu kalau melihatnya berduaan dengan Sani. Ia seharusnya mengerti, harus menjaga jarak dan sikapnya pada Cahaya, jangan terlalu peduli dan perhatian, karena itu akan membuat Cahaya baper. 

Haruskah Cahaya berkata keras-keras di telinga kedua orang itu agar tidak sering-sering menampakkan kemesraan di depannya? Guntur, sebagai temannya yang baik, seharusnya menjaga perasaannya. Dan Sani, sebagai sesama cewek, seharusnya menjaga perasaannya.

Ah, memang dasarnya dua manusia itu tidak peka!

Sehabis insiden Guntur dan Sani menyapa Cahaya saat sedang berduaan, setelah istirahat terjadi insiden lagi. Guntur dan Sani yang makan bekal bersama, menawarinya makanan yang Sani bawa, dan memintanya makan bersama mereka berdua. 

"Nggak deh, Gun, San. Aku mau makan di kantin sama Emma," tolaknya sembari tersenyum dibuat-buat. Ia menyebut sahabat ceweknya yang ada di kelas sebelah. Tanpa menunggu respon kedua pasangan itu, Cahaya berderap dengan hati kesal tingkat tinggi keluar kelas menuju kelasnya Emma.

Emma adalah salah satu dari tiga orang yang ia beri tahu kalau ia menyukai Guntur selain Guntur sendirian dan ayahnya. Untuk temen-teman sekelasnya, ia tidak tahu apakah di antara mereka ada yang mengetahui kalau ia menyukai Guntur. Sepertinya yang mereka tahu, ia dan Guntur cuma teman dekat. Karena mereka tidak pernah bertanya-tanya perihal hubungan mereka berdua. 

Emma sedang berdiri di depan kelas, menunggu dirinya. Cewek berambut keriting sebahu itu terkekeh melihat tampang masam Cahaya.

"Pasti gara-gara si G," tebak Emma dengan yakin. Menyebut Guntur dengan inisial.

"Mereka nawarin aku makan bareng mereka," sungut Cahaya.

Emma tertawa. "Mungkin, si S nggak tau kalo kamu suka sama si G."

Cahaya menghela napas lelah. Ia menggamit tangan Emma untuk berjalan menuju kantin. 

"Masa sih G nggak pernah cerita, masa sih si S nggak pernah tanya hubungan aku sama G. Kan aku sana G deket sebelum mereka pdktan terus jadian," ujar Cahaya tak habis pikir.

"Ya bisa jadi aja," sahut Emma. "Kamu bilang aja deh sama mereka berdua, terutama sama S. Berhubung kamu sama dia sama-sama cewek, buat berhenti nyapa-nyapa atau nawarin apa pun kalo lagi sama Guntur," saran Emma.

Lihat selengkapnya